August 16, 2010

[Lampung untuk Indonesia] Potensi Melimpah Ruah dan Dapat Diandalkan

DENGAN luas 3.528.835 ha, Provinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang sangat beraneka ragam, prospektif, dan dapat diandalkan, mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pertambangan, pariwisata sampai kehutanan.

Provinsi ini, sebagaimana dilansir dari situs www.lampungprov.go.id (situs milik Pemprov Lampung), memiliki lahan sawah irigasi teknis seluas 103.245 ha, sawah irigasi setengah teknis 24.164 ha, dan lahan sawah irigasi nonteknis seluas 244.008 ha. Total saluran irigasi mencapai 371.417 km. Sawah-sawah inilah yang pada 2006 menghasilkan 2.129.914 ton padi (gabah kering giling/GKG), terdiri atas 1.959.426 ton padi sawah dan 170.488 ton padi ladang.

Dibandingkan dengan dua tahun terakhir, produktivitas padi yang dicapai meningkat. Pada 2004 produksi padi mencapai 2.091.996 ton, sedangkan pada 2005 mencapai 2.124.144 ton. Semua itu belum termasuk produksi ubi kayu yang pada 2006 mencapai lebih dari 5.473.283 ton dan produksi jagung 1.183.982 ton. Dengan demikian, ketahanan pangan di provinsi ini cukup kuat.

Kawasan hutan Lampung mencapai 1.004.735 ha atau sekitar 30,43% dari luas wilayah provinsi. Kawasan ini terdiri atas hutan lindung 317.615 ha, hutan suaka alam dan hutan wisata/taman nasional 462.030 ha, hutan produksi terbatas 33.358 ha, dan hutan produksi tetap 91.732 ha.

Dalam mendukung pembangunan berwawasan lingkungan yang berkesinambungan, produksi kehutanan kini lebih diarahkan kepada hasil hutan nonkayu dan potensi ekowisatanya. Hasil hutan pada 2006 berupa kayu bulat sebanyak 3.4121.171 m�, kayu gergajian 145.732,25 m�, dan kayu lapis 82.714.45 m�.

Sementara itu, produksi basil hutan nonkayu berupa damar mata kucing sebanyak 5.454,17 ribu ton, damar batu 1.351,30 ton, arang 30.347, rotan manau 3.000 batang, dan rotan lilin 1.293,24 ton.

Dari laut dan sungai-sungainya yang besar pada 2006 Lampung menikmati hasil tangkapan laut hingga 133.503,4 ton, sedangkan tangkapan perairan umum mencapai 10.345,4 ton. Produksi budi daya tambaknya mencapai 164.264,8 ton, budi daya air tawar mencapai 17.448,9 ton, dan hasil budi daya laut sebanyak 1.569,7 ton.

Daerah berlahan kering yang mencapai 89,88% dari total luas provinsi adalah tempat yang sangat cocok untuk mengembangkan sapi potong. Dengan potensi ini, Lampung memiliki perusahaan penggemukan sapi potong (feedlotters) terbesar di Indonesia dengan total populasi sapi potong mencapai 428 ribu ekor atau sama dengan 60% dari total populasi sapi potong nasional di feedlotter.

Provinsi ini juga dikenal sebagai penghasil jagung, ubi kayu, dan dedak halus sebagai bahan baku pembuat konsentrat yang sangat dibutuhkan oleh ternak. Dengan dukungan potensi bahan baku ini, Lampung mampu menghasilkan produksi 23 juta ekor ayam potong pada 2006, meningkat dibandingkan dengan produksi 2005 yang mencapai 21 juta ekor ayam potong.

Perekonomian di Provinsi Lampung juga sangat didukung oleh produksi perkebunan, seperti kopi, lada, karet, kelapa, dan tebu. Produksi kopi pada 2006 mencapai 143.050 ton, produksi kakao 22.976 ton, lalu diikuti produksi kelapa lebih dari 112.631 ton, lada 24.011 ton, karet 54.461 ton, kelapa sawit 367.840 ton, dan tebu 693.613 ton.

Dari hasil produksi tebu itu Lampung memberi kontribusi 35% dari total produksi gula nasional, meningkat dibandingkan dengan kontribusi pada 2005 yang mencapai 20%.

Keanekaragaman sumber daya mineral di provinsi ini meliputi mineral logam, bahan galian industri, bahan galian energi, dan bahan galian konstruksi. Pada 2006, dari galian industrinya berhasil diproduksi 1,98 juta m� andesit, 389 juta m� felspar, dan 590 juta m� granit dengan mutu terjamin.

Untuk cadangan zeolit sebesar 2,14 juta m3 dengan cadangan yang diprediksi sebesar 8 juta m�, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Bahan galian logam yang ada di provinsi ini meliputi emas, mangan, bijih besi, dan pasir besi. Namun, baru sebagian saja dari potensi ini yang telah dikelola.

Sekarang sumber daya energi terbaru berupa panas bumi, air serta bahan bakar nabati (BBN) yang berasal dari tebu, singkong, sawit, dan tanaman jarak tengah dikembangkan. Saat ini Provinsi Lampung memiliki pabrik etanol berbahan tebu terbesar di Indonesia.

Potensi energi seperti panas bumi yang berlokasi di daerah Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, mencapai 400 mw. Di Suoh, Kabupaten Lampung Barat, potensi tersebut mencapai 300 mw. Semua potensi itu telah dieksplorasi oleh Pertamina sebesar 110 mw.

Potensi air untuk pembangkit tenaga listrik juga sangat besar. Pada SWS Way Semangka Upper tersedia kapasitas sebesar 78 mw dan telah dioperasikan melalui PLTA Besai dan PLTA Batutegi. Pada SWS Way Semangka Lower dan Way Semung masing-masing tersedia potensi sebesar 76 mw clan 2,6 mw. HESMA ERYANI/R-1

Sumber: Lampung Post, Senin, 16 Agustus 2010

No comments:

Post a Comment