August 26, 2010

Jejak Islam di Lampung (15): K.H. Ali Tasim, Panglima Hizbullah dari Al Yaqin

KEBERADAAN Masjid Al Yaqin sejak 1912 di Tanjungkarang diyakini sebagai cikal bakal pusat kegiatan umat. Bukan hanya dalam syiar agama, melainkan juga menjadi wadah kekuatan dalam menentang Belanda.

Salah satu tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan syiar dan perjuangan di masjid itu ialah K.H. Ali Tasim. Sebagai salah satu santri K.H. Gholib, Ali Tasim juga menjadi panglima Hizbullah Tanjungkarang pada masa agresi Belanda I 1946.

"Pergerakan Hizbullah yang merupakan perkumpulan penentang penjajahan bernuansa Islam itu, merupakan salah satu kelompok yang paling sering terlibat bentrok dengan penjajah," kata seorang putra K.H. Ali Tasim, Muntaha, didampingi saudara kandungnya, Ni'mah, saat ditemui Lampung Post di kediamannya Jalan Mr. Gele Harun, Rawalaut, Bandar Lampung, Rabu (25-8).

Seiring semakin kuatnya persatuan umat muslim saat itu, kata Muntaha, pada agresi militer Belanda II tahun 1948, pejuang di Masjid Al Yaqin bertahan. Walaupun sempat kocar-kacir akibat serangan Belanda yang menggunakan senjata canggih, ulama bersama umat mampu mempertahankan markasnya.

Di bawah bimbingan K.H. Ali Tasim yang juga sempat menjadi Ketua DPRD Tanjungkarang periode 1956-1960, pergerakan Islam di Bandar Lampung berkembang pesat. K.H. Ali Tasim banyak memberikan pengetahuan keagamaan khususnya tentang ilmu fikih.

Ali Tasim yang menguasai berbagai bahasa itu sempat menjadi Kepala Pengadilan Agama Tanjungkarang sebelum wafat pada 24 Juli 1984. "Bapak adalah sosok ahli ilmu fikih yang terkenal bukan saja di daerah Lampung, tetapi hingga Banten dan Pandeglang," kata Munthaha.

Media yang paling menonjol dari kegiatan umat Islam di Al Yaqin adalah pengajian. Halakah itu menjadi wahana dalam rangka mengumpulkan umat muslim untuk bersatu melawan penjajah. Setelah merdeka, Al Yaqin menjadi pusat syiar Islam. Bahkan, tidak jarang ulama datang dari luar Lampung berceramah di masjid itu yang dulunya dikenal dengan Masjid Enggal Perdana itu. "Ulama dari mana saja, seperti dari Banten, biasanya datang dulu ke Al Yaqin," kata dia. (IYAR JARKASIH/U-3)

Sumber: Lampung Post, Kamis, 26 Agustus 2010

No comments:

Post a Comment