May 12, 2011

Isbedy Terbitkan Buku Puisi Cinta "Taman di Bibirmu"

Bandarlampung (ANTARA News) - Penyair Lampung Isbedy Stiawan kembali meluncurkan buku "Taman di Bibirmu" yang berisi kumpulan puisinya.

"Buku puisi ini akan saya tampilkan di sejumlah SMA dan Kampus di Lampung. Saya juga akan membawa buku ini ke Kabupaten Empat Lawang Sumsel, insya Allah bulan Juni mendatang," jelas dia, di Bandarlampung, Kamis.

Ia menjelaskan, sejumlah puisi dalam buku tersebut telah dipublikasikan di sejumlah media daerah maupun nasional.

"Saya harapkan `Taman di Bibirmu` ini akan membuka ruang diskusi yang lebih luas pada pembacanya," lanjut dia.

Lebih jauh Isbedy menjelaskan, puisi-puisi dalam buku tersebut kembali menggali tema-tema cinta dan kerinduan.

"Namun, saya tak mengabaikan nilai-nilai transendental dan spiritual," ujarnya.

Dia mencontohkan puisi pembuka "Kau Adalah Laut" (9) yang dikatakan memiliki nilai transendental: "kau adalah laut. sulit kubaca jalan anginmu. gelombangmu/menyimpan rahasia khianatmu, menyelimuti takdirku. aku/berlayar di tubuhmu dengan cemas. sebab, apakah esok/aku pun akan tenggelam di dasar karangmu//saat kau pergi ke pantai atau pulang ke maha luas biru/untuk memainkan kapalkapal tualang. menjauh dan/menggelombang//kau adalah laut. rahasiamu abadi/mati dan cintaku dalam gelombangmu"

Dia pun menambahkan, terbitnya buku "Taman di Bibirmu", melengkapi karyanya yang telah dikumpulkan sekitar 17 buku puisi dan cerpen, diantaranya "Aku Tandai Tahi Lalatmu", "Menampar Angin", dan "Perempuan Sunyi".

Sastrawan kelahiran Tanjungkarang, Provinsi Lampung, pada 5 Juni 1958 itu mengaku akan terus berkarya dan membagi kepada generasi muda khususnya pelajar dan mahasiswa.

Ia pun mengakui, geliat sastra di kalangan generasi muda kian menurun, sehingga perlu pengenalan lebih mendalam khususnya oleh penggiat dan pelakunya.

"Selama ini saya pantau siswa hanya menggeluti sastra sebagai pelajaran, belum banyak yang menyentuh lebih dalam," ujar dia.

Karena itu, perlu pembelajaran dan kurikulum tersendiri, selain perlunya menyinergikan pelajaran yang diterima dengan realita di masyarakat tentang apa itu sastra.

"Itulah perlunya sekolah sesekali mengundang pelaku sastra guna memberikan pencerahan kepada siswa. Kami sebagai pelaku siap untuk membagi ilmu," ujar dia, yang juga pengurus Dewan Kesenian Lampung itu.

Sumber: Antara, Kamis, 12 Mei 2011

1 comment:

  1. makasih infonya, ada puisi cinta gak neh, hehehe
    ane lagi nyari puisi cinta

    ReplyDelete