BANDARLAMPUNG – Pemprov Lampung diam-diam menyimpan kekhawatiran terhadap ancaman kepunahan bahasa Lampung. Padahal, bahasa daerah merupakan bagian dari jati diri bangsa.
’’Pernah ada seminar yang menyatakan 70 tahun atau mungkin sekarang 60 tahun ke depan akan punah,” ujar Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. usai membuka Rintisan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Daerah Lampung di Balai Keratun kemarin (24/5).
Sebenarnya, menurut Oedin –sapaan akrab Sjachroedin Z.P.–, permasalahan bahasa daerah juga dialami oleh sejumlah daerah lain. Seperti bahasa Sunda di Jawa Barat. Dirinya menuding, salah satu faktor penyebab kepunahan bahasa lokal adalah pengaruh kencang dari budaya asing.
Karena itu, lanjutnya, harus dicari cara agar bahasa Lampung sebagai identitas budaya dapat tetap eksis. ’’Saya dengar juga masih dibutuhkan empat ribu guru bahasa Lampung. Tentu ini yang sedang dibahas. Bagaimana dengan modal yang ada bisa berjalan? Bukan berarti menunggu dahulu baru berjalan. Jalan dahululah pelan-pelan,” ujar pimpinan daerah yang dikenal terbuka dengan kalangan awak media itu.
Sementara itu, Kepala Biro Bina Sosial Pemprov Lampung Choiria Pandarita menegaskan, Pemprov Lampung kini tengah merencanakan skema untuk memberi stimulan pada para guru bahasa Lampung. Antara lain, melalui pemberian insentif untuk guru bahasa Lampung.
Nantinya hal itu akan diusulkan pada APBD Perubahan. ’’Nanti kita akan usulkan. Kita akan bahas selanjutnya. Insya Allah diusulkan pada APBD Perubahan,” kata mantan kepala Dinas Tata Kota Bandarlampung itu.
Dijelaskan, insentif itu diutamakan akan diberikan kepada guru bahasa Lampung yang telah menjadi PNS. Lalu, bagaimana perhitungannya? ’’Belum ada perhitungan. Nanti akan dibahas dahulu dengan instansi terkait supaya dianggarkan,” katanya.
Diharapkan, lanjutnya, insentif itu akan menjadi pemacu motivasi bagi para pengajar. (wdi/c2/fik)
Sumber: Radar Lampung, Rabu, 25 Mei 2011
No comments:
Post a Comment