September 17, 2013

[Jelma Ram] Putra Bali Majukan Kesenian Lampung

LIWA -- Di mana tanah dipijak di situ langit dijunjung. Pepatah ini melekat erat pada pelaksana tugas (Plt.) Sekretaris Dinas Pariwisata dan kebudayaan Lampung Barat (Lambar) Nyoman Mulyawan maupun istrinya, Nyoman Yuliani.

Setiap Sabtu dan Minggu, di kediamanya di perumahan Pemkab Lambar, tampak ramai kedatangan tamu yang umumnya kaum hawa usia sekolah. Mereka datang meminta dilatih menjadi penari.


Meskipun Lampung bukanlah tanah tumpah darah bagi Nyoman Mulyawan dan keluargnya, karena kecintaanya terhadap dunia seni, keduanya tidak bisa berdiam diri melihat kesenian Lampung yang mulai ditinggalkan.

Setelah sibuk dengan aktivitas kantornya, alumnus Magister Kesenian itu pun disibukan dengan tugasnya sebagai penata tari di Sanggar Setiwang.

Kecintannya terhadap dunia seni tumbuh dari kecil karena mengikuti orang tuanya yang berkiprah di bidang seni. Untuk memperdalam pengetahuanya terhadap dunia seni, dia pun mengambil pendidikan kesenian hingga mendapatkan gelar sebagai magister seni.

Lalu, pada 1997, dia diterima sebagai CPNS di Lampung Barat yang ditugaskan di Dinas Pendidikan. Kemudian, pada tahun 1998, Dinas Pendidikan Lampung mengadakan pelatihan seni tari bagi masyarakat Lampung Barat. Saat itu peserta pelatihan umumnya guru-guru dengan untuk kepentingan sekolah.

Ajang pelatihan itu pun dimanfaatkanya untuk berlatih dan mempelajari tari Lampung bersama istrinya, Nyoman Yuliani. Pesertanya waktu itu ada 40-an orang, umumnya guru. Namun, pelatihan yang diikuti peserta saat itu tidak dikembangkan. Para guru saat itu hanya mengikuti pelatihan untuk kepentingan kesenian di sekolahnya.

Usai pelatihan, dia dan istrinya diminta menjadi pelatih seni tari di Sanggar Setiwang. Sanggar ini milik Pemkab di bawah asuhan ibu bupati, tetapi saat itu kurang aktif.

Setelah sukses menjadi pelatih, Pemkab Lambar lalu mempercayakan Sanggar Setiwang kepada dirinya untuk dikelola dan dikembangkan. Dia bersama istrinya bertanggung jawab mengelola Sanggar Setiwang dan mengembangkan program kesenianya.

Hingga kini, Nyoman Mulyawan berhasil menciptakan 30 (tiga puluh) jenis tari Lampung khas Lampung Barat. Ke-30 jenis tari Lampung yang diciptakan itu, antara lain tari sembah batin, neta hadok, tuah pesagi, dan lain-lain. Tari sembah batin merupakan tari yang dapat digunakan untuk menyambut tamu agung atau tamu kehormatan di Lampung Barat.

Selain 30 jenis tari Lampung itu, dirinya juga mengajarkan tari budaya nusantara, seperti tari Jawa, Betawi, Bali, dan berbagai tari daerah lainya, termasuk tari daerah-daerah di Sumatera ini. Namun, tari yang lebih ditonjolkan sesuai dengan daerahnya adalah tari Lampung. (ELIYAH/D2)

Sumber: Lampung Post, Senin, 16 September 2013  

No comments:

Post a Comment