September 12, 2013

[Fokus] Antusiasme Warga di Festival Teluk Stabas

LIWA -- Festival Teluk Stabas (FTS) 2013 atau yang ke-16 dan merupakan yang terakhir baru saja usai digelar. Berbagai kegiatan adat dan budaya digelar dalam agenda ini, yang menghadirkan tamu dari dalam maupun mancanegara.

Pawai budaya nusantara sebagai pembuka kegiatan FTS dipusatkan di Liwa. Setiap kontingen berusaha menampilkan dekorasi dan atraksi yang atraktif agar tampak semarak dan tampil semenarik mungkin.


Hal ini karena dewan juri telah menetapkan sejumlah persyaratan untuk memilih peserta terbaik. Bagi peserta terbaik akan diberikan hadiah.

Peserta kontingen yang tampil diwajibkan menampilkan kearifan budaya lokal dan menyertakan seni budaya daerah lain yang terdapat di daerahnya dengan kemasan indah dan menarik. Para peserta juga tidak diperkenankan mengenakan pakaian atau kostum yang tidak mencerminkan ciri khas kedaerahannya. Para peserta wajib menggunakan musik hidup dan melaksanakan atraksinya minimal selama 10 menit di depan panggung utama.

Selain pawai budaya nusantara itu, FTS juga memiliki banyak rangkaian lainnya. Tahun-tahun sebelumnya, perlombaan dibagi di beberapa tempat, yaitu di panggung utama Liwa dan Krui.

Rangkaian perlombaan yang dilaksanakan di Liwa, antara lain lomba lagu pop Lampung, bedikekh, gambus tunggal, tari kreasi, membuat topeng, serta foto pariwisata. Sementara lomba tarik jukung, layang-layang, voli pantai, panjat damar, dan memancing dilaksanakan di Krui yang dipusatkan di Teluk Stabas sesuai nama kegiatannya.

Namun, untuk 2013 ini karena wilayah pesisir sudah berdiri sendiri, kegiatan Festival Teluk Stabas semuanya dipusatkan di Liwa dengan tetap melibatkan wilayah Pesisir Barat. FTS 2013 yang dilaksanakan akhir Agustus lalu itu hanya mengelar lomba pawai budaya nusantara, lomba lagu pop Lampung, bedikehk, gambus tunggal, membuat topeng, tari kreasi, foto pariwisata, nyambai, dan lain-lain.

Promosi Budaya

Lahirnya Kabupaten Pesisir Barat, yang merupakan pecahan Lampung Barat, membuat Pemkab Lambar melepasnya termasuk nama ajang promosi pariwisata dan seni budaya yang selama ini dikemas dengan sebutan FTS. Lampung Barat sudah tidak memiliki wilayah pesisir lagi, dengan sendirinya harus mencari nama baru untuk menggantikan nama program promosi itu.

Karena itu, untuk mempromosikan berbagai potensi wisata dan seni budaya yang dimiliki Lampung Barat, Pemkab setempat telah menyiapkan nama baru untuk ajang promosi tersebut, yaitu Festival Skala Brak.

"Mulai 2014, Skala Brak akan kami angkat menjadi nama ajang promosi potensi pariwisata dan seni budaya Lampung Barat. Nama ini untuk menggantikan Festival Teluk Stabas yang telah menjadi event tahunan kami," kata Bupati Lambar Mukhlis Basri, beberapa waktu lalu.

Selama ini ajang promosi potensi pariwisata dan seni budaya itu dinamakan Festival Teluk Stabas. Hal ini dikarenakan selama ini Lambar memiliki kawasan laut dan waktu itu namanya disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Namun, dengan dibentuknya Kabupaten Pesisir Barat, nama tersebut sudah tidak pas lagi dan nama kegiatannya perlu diganti. Skala Brak adalah nama yang cocok untuk menjadi ajang promosi potensi wisata dan seni budaya di Lambar.

Ajang promosi Lampung Barat bernama Festival Teluk Stabas, kata dia, yang dilaksanakan tahun ini merupakan yang terakhir dan ke depan sudah harus diganti nama. Kegiatan promosi Lambar tahun ini masih dinamakan Festival Teluk Stabas karena pembahasan rencana awalnya masih tergabung dengan wilayah Pesisir Barat sehingga pada pelaksanaannya nama itu tidak bisa diubah lagi. (ELIYAH/D2)

Sumber: Lampung Post, Kamis, 12 September 2013 

No comments:

Post a Comment