September 16, 2013

Saibatin dan Pepadun Harus Bersatu

BANDAR LAMPUNG (Lampost):  Lampung harus bersatu dan menjadi contoh bagi suku lainnya. Tidak ada lagi pengelompokan diri antara Saibatin dan Pepadun.

Demikian dikatakan Raja Kerajaan Sekala Brak Edwardsyah Pernong saat halalbihalal dan silaturahmi para sebatin marga dan para penyeimbang marga dengan Sultan Paksi Pak Kerajaan Skala Brak Lampung, di Sukarame, Sabtu (14-9).


Acara yang digagas Edwardsyah, sang raja adat, tersebut dihadiri ratusan tokoh adat dan tamu undangan. Tampak hadir Kapolda Lampung Brigjen Pol. Heru Winarko, Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza, dan Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri. Beberapa calon gubernur Lampung juga tampak hadir, seperti Amalsyah Tarmizi dan M. Ridho Ficardo.

Edwardsyah mengatakan upaya menghidupkan kembali kerajaan di Lampung bukan untuk merusak NKRI. Menurut dia, yang terpenting dari adat adalah nilai-nilai dan aturan sosial di dalamnya. Hal itu bisa menjadi solusi saat sewaktu-waktu terjadi masalah yang tidak bisa diselesaikan hukum.

Sementara Perdana Menteri Kerajaan Sekala Brak Ike Edwin mengisahkan tentang sejarah kepaksian Sekala Brak sebagai kerajaan tertua ketiga di Indonesia. ?Sejarah mencatat dan menempatkan Kerajaan Sekala Brak berada di posisi teratas dalam nasab orang Lampung,? kata dia.

Silsilah ini dinilai amat penting karena menyangkut eksistensi satu garis kehidupan dan peradaban suatu klan besar di Lampung. Beberapa tahun lalu, kerajaan ini seakan-akan hilang karena kebijakan pemerintah pada 1949 yang menghapuskan seluruh kerajaan di Indonesia, kecuali Kerajaan Yogyakarta. Baru pada masa reformasi 1998, keberadaan kerajaan di nusantara kembali bangkit, termasuk Kerajaan Skala Brak.

Wakil Pemimpin Umum Lampung Post Djadjat Sudradjat, yang turut hadir dalam acara itu, mengatakan Lampung adalah salah satu suku yang hebat karena memiliki aksara dan bahasa. "Sebaiknya tidak ada lagi pengelompokan antara Saibatin dan Pepadun. Seluruhnya harus menyadari bahwa Lampung itu satu," kata Djadjat.

Menurut dia, seluruh tokoh adat dan masyarakat Lampung harus berupaya menciptakan harmoni dan membangun kohesi sosial yang kokoh. Adat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat menjadi pemersatu saat timbul konflik yang berujung pada perpecahan.

"Ini adalah modal yang penting bagi persatuan masyarakat Lampung," kata dia, yang pada kesempatan mendapat gelar adat yang juga diberikan pada beberapa tokoh yang dianggap penting dan inspiratif. (IMA/K1)

Sumber: Lampung Post, Senin, 16 September 2013  

No comments:

Post a Comment