Bandar Lampung, Kompas - Departemen Kehutanan melalui Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Departemen Kehutanan memindahkan lima harimau sumatera atau Panthera tigris sumatrae dan seekor buaya dari Nanggroe Aceh Darussalam ke Lampung. Keenam satwa itu dipindahkan ke Kampung Pengekahan, Desa Way Haru, Kecamatan Tampang Belimbing, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung Barat.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Departemen Kehutanan Tonny Soehartono pada acara pemindahan satwa di area Kargo Bandar Udara Raden Intan, Branti, Lampung, Jumat (27/6), mengatakan, kelima harimau itu merupakan tangkapan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nanggroe Aceh Darussalam enam bulan lalu. Harimau-harimau turun ke permukiman manusia karena habitatnya rusak.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Kurnia Rauf mengatakan, berdasarkan survei, hutan di Tampang Belimbing masih alami dan cocok sebagai habitat baru harimau. Di tempat itu masih banyak kijang, rusa, ataupun babi hutan.
Pesawat Hercules sewaan menerbangkan keenam satwa itu selama 3,5 jam. Satwa-satwa tersebut tiba di Lampung pukul 10.30 dan selanjutnya menuju Tampang Belimbing, dalam tiga shift, dengan pesawat Hercules milik TNI yang berukuran lebih kecil. Pemindahan keenam satwa itu disponsori Taman Safari Indonesia dan Artha Graha Peduli.
Dokter hewan Bongot, salah seorang anggota tim dokter hewan, mengatakan, kelima harimau itu berumur 4-9 tahun dan dalam kondisi sehat.
Menurut Tonny, di Tampang Belimbing harimau tidak langsung dilepasliarkan, tetapi akan terlebih dahulu ditempatkan di dua kandang untuk beradaptasi.
Menurut informasi Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), harimau sumatera masuk dalam appendix I atau peringkat dengan kekritisan tinggi. Populasi satwa itu di hutan tropis Sumatera diperkirakan tinggal 350-400 ekor. (hln)
Sumber: Kompas, Sabtu, 28 Juni 2008
No comments:
Post a Comment