January 3, 2009

[Fokus] Visit Lampung Year 2009: Lampung Harus Aman dan Nyaman

VISIT Lampung Year 2009 dapat sukses apabila semua pihak memberikan dukungan. Baik kesiapan jalan maupun infrastruktur, termasuk jaminan keamanan dan kenyamanan dari masyarakat.

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Parwisata dan Kebudayaan Lampung Lukmansyah mengatakan tiga hal yang dilakukan setelah grand launching Visit Lampung Year (VLY) 2009. Ketiganya adalah melakukan supervisi ke kabupaten/kota, memantau kesiapan objek daerah tujuan wisata, dan menjaring dukungan dari stakeholder.

"Seperti jalan rusak, seharusnya diperbaiki, nah untuk kesiapan infrastruktur seperti ini kan butuh dukungan instansi lain atau pihak swasta. Dukungan masyarakat juga sangat penting dalam rangka jaminan keamanan dan kenyamanan," kata Lukmansyah ketika dihubungi melalui telepon, Sabtu (3-1).

Dia mengaku sedang berada di makam pahlawan Rade Intan untuk menyurvei kesiapan sarana dan prasaran objek wisata. Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata sedang menyurvei kesiapan objek wisata di Lampung Timur.

Selain itu, untuk memasarkan wisata di Lampung, dia juga menerapkan strategi pemasaran terpadu. Setiap kabupaten/kota yang berpromosi ke luar negeri tidak hanya memperkenalkan objek wisata di daerahnya, tetapi juga mempromosikan objek wisata se-Lampung. "Minimal, ada leaflet dan brosur tentang objek wisata di kabupaten/kota lain," kata dia.

Pada bagian lain, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung, M. Natsir Ari menjelaskan keberhasilan VLY 2009 itu bukan hanya ditentukan instansinya. Namun, juga harus didukung satuan kerja dan instansi lain agar wisatawan datang ke Lampung sebanyak-banyaknya.

Terutama pemerintah kabupaten/kota sebagai pemilik objek wisata harus berjuang mendukung VLY 2009 dengan membuat kegiatan wisata. "Jangan sampai program yang diluncurkan ini tidak ada pergerakannya sampai akhir tahun," kata dia.

Natsir menargetkan tahun ini Lampung akan dikunjungi dua juta wisatawan dengan target waspada 1,5 juta wisatawan dan minimal satu juta wisatawan. Menurut dia, ada beberapa event andalan pada VLY 2009, yakni Festival Krakatau dan Festival Way Kambas. Kemudian ada satu lagi ajang andalan wisata di Lampung, yakni Festival Durian yang digelar di Bandar Lampung pada Januari 2009.

"Event perdana dalam kalender kegiatan wisata Lampung itu direncanakan jadi andalan karena substansinya untuk mengangkat produk pertanian masyarakat," kata Natsir ditemui beberapa waktu lalu.

Menurut dia, kini Bandar Lampung telah memosisikan daerahnya menjadi sentra durian. Keseriusannya ditandai dengan membangun tugu durian di daerah yang menjadi penghasil durian, pasar durian dan wisata durian, yakni Sukadanaham-Batu Putu. "Kami berharap tugu durian itu jangan hanya cukup dibangun, tapi ada kegiatan yang berkaitan dengan pembangunannya itu," kata dia.

Natsir menjelaskan keberhasilan VLY 2009 itu bukan hanya di tangan Disbudpar, melainkan di satuan kerja dan instansi di sektor lain harus mendukung agar wisatawan datang ke Lampung sebanyak-banyaknya. Terutama pemerintah kabupaten/kota sebagai pemilik objek wisata harus berjuang mendukung VLY dengan membuat kegaiatan wisata.

"Jangan sampai program yang kami luncurkan ini tidak ada pergerakannya sampai akhir tahun. Targetnya tahun ini kunjungan dua juta wisatawan dengan target waspada 1,5 juta wisatawan dan minimal satu juta wisatawan," kata Natsir.

Lukmansyah menambahkan seluruh elemen masyarakat juga diundang untuk mengontribusi VLY 2009. Misalnya, pada awal Januari 2009, Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Lampung akan menggelar Kemah Pemuda Lintas Agama Peduli Lingkungan di Youth Camp Gunung Betung.

Sementara itu, pengamat pariwisata Lampung Citra Persada mengatakan penyelenggaraan Visit Lampung Year 2009 kurang melibatkan stakeholder. Ia mencontohkan hal sederhana ketika acara grand launching VLY 2009 pada 23 Desember 2008 di GOR Saburai, banyak pengelola tempat pariwisata yang mengaku tidak tahu atau hanya diberi undangan acara grand launching. Padahal, kata dia, mereka adalah para ujung tombak dari suksesnya suatu perhelatan besar pariwisata.

"Beberapa pengelola hotel dan restoran tidak tahu atau tahu karena mendapat undangan. Ya, bagaimana mereka bisa berpartisipasi secara maksimal untuk mendukung program. Seharusnya mereka dilibatkan secara aktif," kata dia, Jumat (2-1).

Citra mengakui sebagai sekretaris Komiter Pariwisata Lampung dilibatkan pada beberapa pembahasan. Namun, dia sering kecewa karena gelaran yang direncanakan tidak mengakomodasi usulan atau rekomendasi dari berbagai pihak.

"Program itu sesungguhnya sangat baik untuk membangkitkan gairah pariwisata Lampung. Sayangnya, dinas dan panitia merancang acara dan agenda dengan kacamata mereka sendiri. Saya menilai orientasinya bukan sukses menjamu wisatawan dengan program-program terstruktur dan terlembaga, tetapi lebih kepada sukses seremoni. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana menyelenggarakan acara grand launching atau festival atau agenda seremonial lain sukses. Bukan bagaimana mewujudkan iklim pariwisata Lampung nyaman dikunjungi wisatawan kapanpun," kata dia.

Persoalan pariwisata, kata master perencanaan dan pembangunan pariwisata dari University of Surrey, Inggris ini, bukan sekadar hajatan seremonial. Pariwisata sesungguhnya, kata dia, adalah atmosfer alamiah yang dimiliki suatu wilayah atau daerah agar wisatawan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan. Ciri-cirinya adalah adanya keunikan/kekhasan dan berbeda dengan yang lain dan di tempat lain. "Meskipun demikian, adanya rekayasa juga tidak ada masalah dalam bidang pariwisata. Yang penting, wisatawan mendapatkan sesuatu yang berbeda dengan di tempat lain," kata dia.

Menurut dia, potensi pariwisata Lampung yang cukup banyak harus didukung semua pihak jika ingin dikembangkan. "Membangun pariwisata bukan cuma urusan Dinas Pariwisata. Sebab, pariwisata yang sesungguhnya adalah atmosfer suatu wilayah. Selain tempat wisata dan penyelenggara wisata, infrastruktur dan masyarakat juga harus disiapkan untuk senantiasa ramah dan dapat menerima kunjungan wisatawan. Sebab, mereka butuh kenyamanan, bukan sekadar keamanan." n RIN/AAN/M-1

Sumber: Lampung Post, Minggu, 4 Januari 2009

No comments:

Post a Comment