BANDAR LAMPUNG--Memasukkan kata kunci "Pariwisata Lampung" pada mesin pencari di internet Google, web yang muncul pada urutan pertama adalah Lampunggech.blogspot.com. Ketika diklik, banner di halaman utama blog ini adalah "Lampung" dengan tulisan "Sang Bumi Ruwa Jurai" di bawahnya. Di bagian samping kanan, tertulis "Wisata Lampung, tourism cataloque of Lampung".
Pada urutan kedua dan seterusnya, ada beberapa nama website surat kabar nasional dan lokal yang mengandung kata "pariwisata Lampung". Baru, pada urutan ketujuh, ada portal milik pemerintah daerah, yakni www.lampungbarat.go.id yang mempunyai content tentang pariwisata Lampung.
Kita bersyukur ada Lampunggech.blogspot.com. Portal blog ini menulis tentang "dirinya" sebagai sebuah divisi wisata Lampung yang bergerak di bidang publikasi pariwisata Lampung secara online. Ia juga sedang mengembangkan divisi usaha yang mengangkat local heritage.
Ya, pariwisata Lampung memang sedang dikumandangkan gebyarnya. Sirene yang ditekan Gubernur Lampung Syamsurya Ryacudu, 23 Desember 2008, telah membulatkan tekad pemerintah daerah untuk menarik sekitar dua juta wisatawan asing ke Lampung. Juga jutaan wisatawan nusantara. Pertanyaannya; kok yang gencar promosi malah pihak lain?
Ditelusuri lebih lanjut, dengan kata kunci lain, memang ditemukan website pemda yang mempromosikan pariwisata Lampung. Namun, dilihat dari isinya, pengelola publikasi dunia maya itu hanya mengutip atau mengambil dari portal surat kabar daerah yang menerbitkan informasi soal pariwisata.
Mereka tampaknya tidak serius menggarap publikasi tentang pariwisata Lampung. Padahal, publikasi dan sosialisasi adalah salah satu kunci utama pengembangan pariwisata. Namun, tampaknya pemda tidak mempunyai kesadaran tentang pentingnya publikasi. Akibatnya, gaung pariwisata Lampung dengan program Visit Lampung Year 2009 pun tidak nyaring terdengar.
Soal publikasi, sesungguhnya media massa lokal sudah mengingatkan kepada pemda, jauh sebelum grand launching. Saat pencanangan awal (soft launching) VLY 2009 yang mengambil momen hari ulang tahun ke-44 Provinsi Lampung, 18 Maret 2008, media massa lokal, termasuk Lampung Post, sudah menulis tentang minimnya publikasi. Namun, hingga grand launching dan memasuki hari-hari VLY 2009, kritik itu tidak mendapat sambutan.
Kantor berita Antara, misalnya, mengutip seorang peserta peluncuran maskot dan logo VLY 2009 saat itu, menyayangkan kegiatan besar dan menghabiskan dana tidak sedikit tersebut sanat minim publikasi. "Memang ada sejumlah media lokal yang membuat beritanya. Namun, pada pencanangan tidak ada media televisi swasta yang berkantor pusat di Jakarta meliputnya. Padahal, tujuan penjualan objek wisata kita adalah orang dari luar daerah, bahkan luar negeri," kata Hariman, salah seorang yang hadir dalam acara itu.
Meskipun demikian, kata dia, di awal pencanangan VLY 2009, masih lebih baik jika publikasi lebih digencarkan lagi. n SDM/M-1
Sumber: Lampung Post, Minggu, 4 Januari 2009
No comments:
Post a Comment