BERWISATA di pulau tropis, lengkap dengan panorama pasir putih dan jernihnya laut, biasanya identik dengan biaya mahal atau kemewahan. Entah itu untuk retribusi masuk ke area pulau, sewa perahu, atau biaya transportasi.
Ribuan pengunjung memadati Pantai Pasir Putih, Tarahan, Lampung Selatan, Minggu (12/9). Hampir seluruh lokasi wisata pantai diserbu warga yang menghabiskan waktunya selama libur Lebaran. (KOMPAS/YULVIANUS HARJONO)
Namun, anggapan ini sirna ketika kita berkunjung ke Pantai Mutun atau gugusan pulau-pulau kecil lainnya di wilayah Teluk Lampung di Kabupaten Pesawaran. Dengan kocek kurang dari Rp 100.000 per orang, para pengunjung bisa merasakan sensasi berwisata ke pulau, lengkap dengan berbagai wahana menyenangkan.
Pantai Mutun adalah salah satu tempat wisata favorit di kawasan Teluk Lampung. Kawasan pantai tersebut memiliki pulau terkenal yang disebut Pulau Tangkil. Pulau seluas 11,5 hektar ini memiliki segala syarat untuk menjadi pusat wisata bahari terbaik di wilayahnya. Di sana, hamparan pasir putihnya cukup landai dan bersih.
Bahkan, begitu bersihnya, pasir di pantai ini tampak seperti hamparan pasir terigu. Air lautnya pun juga sangat jernih, berwarna kebiru-biruan, sehingga memungkinkan dasar lautnya dapat terlihat dengan mata telanjang hingga kedalaman 1,5 meter.
Di pinggir-pinggir pantai berjajar pohon-pohon kelapa dan bakau yang rindang. Pondokan-pondokan kecil menyelingi barisan pepohonan itu. Yang juga menjadi keunggulan lainnya yang tidak ada tandingannya, di pulau ini kita bisa melihat pemandangan indah Pantai Mutun dan barisan perbukitan yang seolah mengelilingi pulau.
Masih di titik ini, dari kejauhan, kita bisa melihat puluhan kapal-kapal tanker dan kapal komersial berjajar di teluk. Sebab, pulau ini tidak jauh dari Pelabuhan Panjang yang dioperasikan PT Pelindo. Jarak kedua lokasi tersebut kurang dari 5 kilometer.
”Sungguh menakjubkan, serasa seperti berada di belahan lain. Bukan di Lampung. Pantainya bersih, lautnya jernih, dan ombak sangat tenang,” ujar Anidini (23), salah seorang pengunjung yang baru pertama kali menginjakkan kakinya ke Pulau Tangkil.
Daya tarik inilah yang menjadi magnet ribuan pengunjung saat libur Lebaran seperti kemarin, rela antre dan terjebak macet untuk mengunjungi kawasan tersebut.
Sangat terjangkau
Kelebihan lain dari Pulau Tangkil adalah tempat wisata ini sangat mudah dijangkau. Jaraknya dari pusat kota Bandar Lampung hanya 15 kilometer. Tempat ini juga dapat dijangkau dengan angkutan kota (angkot) dari pusat kota. Untuk mencapainya, pengunjung harus lebih dulu singgah di Pantai Mutun. Di pantai ini tersedia wahana waterboom yang menjadi daya tarik lainnya.
Relatif murah
Untuk masuk ke Pantai Mutun, pengunjung tidak dikenai retribusi. Hanya dipungut biaya masuk kendaraan.
Dari pantai yang juga memiliki hamparan pasir putih tersebut, pengunjung harus menggunakan perahu untuk menuju ke Pulau Tangkil. Biayanya sangat terjangkau, yaitu Rp 10.000 per orang pergi-pulang. Untuk pulang, pengunjung bisa dijemput kapan pun.
Jarak dari Pantai Mutun ke Pulau Tangkil sangat dekat, kurang dari 1,5 kilometer. Bahkan, dari Pantai Mutun, pulau yang dimiliki Kiagoos Ismail ini sudah bisa terlihat. Perjalanan dari pantai ke pulau tersebut kurang dari 10 menit.
Di Pulau Tangkil, pengunjung hanya dikenai biaya masuk Rp 3.000 per orang. Di tepat ini tersedia berbagai wahana menarik, seperti persewaan jet ski, banana boat, kano, dan ATV keliling pulau.
Di pulau juga tersedia kamar kecil, dan kamar mandi, sehingga pengunjung tidak perlu kebingungan untuk berbilas. Warung-warung makanan hingga cottage kecil juga tersedia. Selain berenang, pengunjung biasa menghabiskan waktu di pulau ini untuk memancing ikan dan menyelam (snorkeling).
Cukup dengan berenang atau duduk santai sambil minum kelapa muda di pinggir pantai pulau ini rasa-rasanya cukup menghilangkan penat atau stres akibat rutinitas kerja. Jika punya kocek lebih, pengunjung bisa memicu adrenalin dengan menyewa banana boat sebesar Rp 120.000 per perahu per trip.
Ikan dan layang-layang
Di sekitar pulau ini banyak ditemui ikan kerapu, ubur-ubur, kakap, dan sebagian kecil ikan-ikan karang. Sayangnya, akibat dampak pengeboman ikan, terumbu karang di sekitarnya sudah banyak yang mati. Namun, di bagian belakang pulau masih ada sebagian kecil karang yang bertahan.
Dalam periode-periode tertentu, pengunjung di kawasan ini bisa disuguhi pemandangan unik di mana nelayan-nelayan tradisional mencari ikan menggunakan bantuan layang-layang (kite fishing). Layang-layang dari berbagai ukuran membantu umpan agar tetap melayang di permukaan air.
Dengan berbagai keunggulan dari tempat wisata ini, tetapi ada satu kekurangannya yang menonjol. Jalan sepanjang dua kilometer yang menghubungkan Pantai Mutun dan jalan raya di Punduh Pedada kondisinya sangat buruk. Jalan tersebut penuh lubang dengan aspal yang mengelupas.
Padahal, di ruas ini banyak terdapat tanjakan curam sehingga di musim liburan sering terjadi kemacetan yang panjang di ruas ini. Alangkah baiknya jika potensi wisata yang mengagumkan ini didukung dengan infrastruktur memadai pula. Inilah pekerjaan rumah pemerintah daerah setempat yang perlu dituntaskan.(Yulvianus Harjono)
Sumber: Kompas, Senin, 13 September 2010
No comments:
Post a Comment