Waykanan, Lampung, 10/9 (ANTARA)- Tradisi "Pekhabatin" atau kunjungan kaum laki-laki dari rumah ke rumah dalam jumlah besar setelah Shalat Idul Fitri mulai hilang di Kampung Blambanganumpu Kabupaten Waykanan.
Menurut salah satu warga setempat, Juwanda (55) Jumat, kini warga setempat lebih memilih menggunakan sepeda motor atau berkirim pesan singkat ucapan selamat Idul Fitri.
"Generasi mudanya tidak melanjutkan kebiasaan tersebut sementara orang tua di daerah itu, rata-rata saat uzur hingga kurang kuat berjalan agak jauh," ujarnya.
Tradisi Pekhabatin di Kampung Blambanganumpu biasa terbagi dalam beberapa rombongan besar, satu kelompok biasanya sekitar 30 orang.
Menurut dia, jika rumah salah satu peserta dalam rombongan dilewati, maka ia harus mempersilahkan anggota dalam satu rombongan tersebut untuk singgah di rumahnya.
"Jamuan bagi rombongan "pekhabatin" yang berjalan untuk bersilaturahmi ketika menyinggahi rumah salah satu peserta biasanya dodol durian. Namun sayangnya sekarang sudah jarang yang melakukan itu, paling banyak 10 orang saja yang masih meneruskan tradisi itu.
Di tempat terpisah, Bupati dan Wakil Bupati Waykanan, yakni Bustami Zainudin dan Raden Nasution Husin menggelar silaturahmi terbuka atau "open house" di Rumah Dinas Bupati.
Kedua pemimpin tersebut didampingi Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Waykanan Bustam Hadori beserta masing-masing istri menyambut ratusan warga yang datang.
Salah satu warga, Ariyadi (36) yang datang di acara tersebut mengatakan kegiatan tersebut merakyat.
"Rasanya tidak seperti bertemu pejabat, karena bupati dan wakil juga Sekda menyambut kami dengan ramah, selain itu warga juga bisa bercakap-cakap dari dekat seperti tidak ada jarak," ujarnya.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Waykanan, Rinaldi mengatakan silaturahmi terbuka itu diadakan dalam rangka perayaan Idul Fitri 1431 H.
"Semua warga boleh berkunjung ke rumah Dinas Bupati dan menikmati jamuan prasmanan yang disediakan sampai dengan tanggal 12 September," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, meski tidak di hari lebaran, Bupati juga mengizinkan masyarakat berkunjung ke rumah dinas jika ada warga yang ingin menyampaikan keluhan secara langsung kepada bupati.
Sementara itu Bupati Waykanan, Bustami Zainudin meminta kepada Kepala Kampung, Camat dan Kepala Dinas di daerah itu membuka pintu rumahnya dalam 24 jam supaya bisa melayani masyarakat.
"Pemimpin adalah motivator dan konsultan yang harus siap membimbing, mencatat dan mendengar keluhan masyarakat, jadi harus siap siaga 24 jam," ujarnya.
Sumber: Antara, 10 September 2010
No comments:
Post a Comment