BANDARLAMPUNG – Lampung Arts Festival (LAF) 2010 dan Silaturahmi Nasional Dewan Kesenian Provinsi se-Indonesia resmi dibuka. Pembukaan yang digelar di Mahan Agung tadi malam dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seni. Menurut Ketua Umum Dewan Kesenian Lampung Syafariah Widianti, LAF digelar sebagai apresiasi bagi pelaku seni dan budaya di bumi Lampung.
Tari selamat datang dibawakan oleh penari dari Dewan Kesenian Lampung Utara pada pembukaan LAF tadi malam. (FOTO FAJAR ADITYA)
’’Dengan pengapresiasian seni dan budaya di Lampung, kita jadikan apa yang kita punya ini untuk menyemarakkan khasanah kebudayaan dan kesenian nasional,” ujarnya.
Ketua Harian DKL Lampung Syaiful Irba Tanpaka mengatakan, LAF 2010 ini juga dilangsungkan silaturahmi antar para pengurus Dewan Kesenian (DK) dari berbagai provinsi di Indonesia bertempat di Hotel Arinas, Bandarlampung, hari ini.
’’Silaturahmi ini bertujuan memperlancar arus komunikasi antarpengurus DK se-Indonesia. Diharapkan, ke depan akan terjalin kerja sama yang makin erat untuk menghidupkan kesenian di bumi nusantara,” ujarnya.
Syaiful menambahkan, agenda LAF diselenggarakan mulai 24–28 November 2010. Di antaranya lomba foto, pameran foto, seminar fotografi, dan lomba mewarnai taman kanak-kanak.
’’LAF sudah dimulai dengan digelarnya lomba foto dan pameran foto di Taman Budaya Lampung. Ada 30 fotografer dengan 100 karya yang dipajang,” tutur Syaiful.
Selain kegiatan seremoni, pembukaan LAF tadi malam juga diadakan lelang foto. Dari hasil lelang terkumpul dana Rp26 juta yang nantinya akan disumbangkan ke korban tsunami Mentawai dan Merapi.
’’Hasil lelang ini akan kami sumbangkan kepada korban Mentawai dan korban letusan Gunung Merapi,” ujar Atu Ayi, sapaan Syafariah Widianti.
Pada pembukaan LAF tadi malam, Wakil Gubernur Lampung Joko Umar Said mengimbau agar cangget bakha atau pantun asmara muda-mudi dan pantun nasihat dari orang tua agar dapat disebarluaskan terkhusus pada kalangan generasi muda.
’’Cangget bakha ini merupakan ungkapan rasa syukur atas panen dengan saling membalas pantun. Kenyataannya, sekarang lebih bayak kaum tua yang lebih menyukai ini,” ujarnya. (jar/c2/erw)
Sumber: Radar Lampung, Kamis, 25 November 2010
No comments:
Post a Comment