November 27, 2010

Teater: Lampung Minim Pementasan

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Lampung sangat minim pementasan dan apresiasi terhadap teater dan sastra. Bahkan, di Bandar Lampung, pementasan teater masih berpusat di Taman Budaya Lampung.

Bertitik tolak dari hal itu, Komunitas Berkat Yakin (Kober) Lampung bekerja sama dengan Teater Mentari Universitas Muhammadyah (UM) Metro, akan menyelenggarakan lokakarya keaktoran dan pementasan mikroteater di UM Metro, Minggu (28-11).

Penanggung jawab lokakarya Iskandar G.B. mengatakan lokakarya dan pementasan mikro teater tersebut bisa menjadi salah satu solusi dari minimnya pertunjukan teater di Lampung.

"Program serupa telah dilakukan Teater Koma, beberapa tahun lalu, dengan Seni Masuk Sekolah," kata dia.

Selain lokakarya, juga digelar dua pementasan teater mini. Kiki Rahmatika membawakan lakon Bara di Hamparan Salju karya Oesman Saadi, sedangkan Eka Yulianti membawakan lakon Tua karya Putu Wijaya.

Kober, kata dia, akan mengadakan lokakarya dan pementasan teater mini itu di 50 titik dalam rentang 2010—2011, "Untuk sosialisi kami menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang bersedia menjadi tuan rumah. Kami mempersiapkan materi, dalam hal ini beberapa nomor pementasan dalam format mikroteater, dan materi workshop," kata dia.

Menurut Iskandar, landasan pemikiran teater mini sangat sederhana. Jika pada puisi ada haiku, kata dia, dan di prosa ada flash fiction (fiksi mikro), maka di jagat teater ada mikroteater (teater mini).

"Mikroteater ini merupakan model atau gaya pertunjukan yang mulai dikembangkan di Kober sejak Juni 2010. Panjang durasinya antara 5 sampai 20 menit," kata dia.

Mikroteater, kata Iskandar, menuntut lebih matangnya perencanaan, detail, terukur, presisif, akting, dan lain sebagainya. Sisi pengetahuan dari proses mikroteater, menurut Iskandar, lebih mudah dilacak karena durasi yang pendek, maka perencanaan pengulangan akan lebih mudah dilakukan.

Koorditor Bidang Pementasan Kober Ahmad Tohamuddin mengatakan mikroteater membuat kerja teater semakin sederhana dan tidak perlu dibayang-bayangi ketakutan dengan durasi panjang dan banyaknya pemain. Aktor secara mandiri mengatur lalu lintas ide dan gagasan kreatifnya sendiri. (MG13/K-1)

Sumber: Lampung Post, Sabtu, 27 November 2010

No comments:

Post a Comment