Bandarlampung, 11/11 (ANTARA) - Pameran dan Pergelaran Seni Se-Sumatera (PPSS) XIII tahun 2010 di Taman Budaya Lampung, Rabu malam, mementaskan sejumlah alat musik tradisional khas dari berbagai daerah di pulau itu.
Kepala Taman Budaya Lampung, Helmy Azharie, di Bandarlampung, mengatakan, pementasan berbagai alat musik tradisional khas Sumatera itu bertujuan untuk mengingatkan semua pihak tentang keragaman dan kekayaan budaya bangsa Indonesia, khususnya Sumatera.
"Kekayaan dan keragaman budaya itu merupakan potensi kearifan lokal yang ampuh sebagai pembentuk identitas bangsa," kata dia.
Sejumlah alat musik tradisional khas Sumatera yang dimainkan itu berasal dari beberapa daerah di Sumatera, diantaranya Nangroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Sumatera Utara, dan Lampung.
Seperti Teganing asal NAD, yang merupakan alat musik tradisional berasal dari dataran tinggi Gayo, dan malam itu dipentaskan oleh 14 musisi asal daerah tersebut.
Pada pementasan yang dikonduktori oleh Ismuha itu, alat yang dibuat dari ruas-ruas bambu dan memiliki senar dari kulit bambu itu, terasa menghanyutkan penonton.
Di daerah asalnya, Teganing biasa dimainkan oleh beberapa anak gadis di beranda rumah sambil mendendangkan lagu-lagu syahdu.
Dari Sumatera Utara, grup musik bernama Barabajaba pimpinan Junaidi mementaskan permainan ritem alat tradisional daerah itu dalam sebuah pola yang bernama patam-patam.
Teknik patam-patam pada tradisi melayu, Toba, Karo, dan Mandailing dijadikan sebagai konsep garapan dengan mengkolaborasikannya dalam sebuah komposisi pementasan.
Sementara dari Lampung, alat musik tradisional cetik dipadukan dengan alat musik modern seperti jime, rebana, drum, bas, gitar, beduk, dan biola, dalam sebuah pementasan yang diberi nama Betong Perkusi.
Sedangkan, dari Jambi, Azhar MJ dengan lima pemusik tradisional asal daerah itu mencoba mengangkat tradisi menyiangi padi yang disebut "tele basiang" di Kabupaten Kerinci dalam pementasan mereka yang diberi nama "nyeru angin".
Pementasan itu memadukan tradisi itu dengan instrumen musik tradisional Sumatera dan modern, seperti yang dilakukan seniman asal Lampung.
Pertunjukan musik tradisional Sumatera itu mendapat apresiasi bagus dari penonton.
Sebagian besar penonton memujii pementasan itu yang menurut mereka telah mengajak untuk mengeksplorasi kebudayaan asli Sumatera.
Sumber: Antara, Kamis, 11 November 2010
No comments:
Post a Comment