ANDA sudah telanjur keluar dari Kota Bandar Lampung menuju Jakarta tapi lupa membeli oleh-oleh? Tak usah repot-repot berbalik arah. Sebab, masih ada beberapa pasar oleh-oleh di pintu keluar kota.
Perjalanan keluar dari Bandar Lampung menuju Jakarta memang sudah terasa berada di luar kota saat sampai di daerah Panjang. Padahal, Panjang yang merupakan kota pelabuhan ini masih bagian dari Kota Bandar Lampung. Namun, karena di titik ini perjalanan sudah berada di jalan lintas Sumatera, suasana perjalanan jauh memang sudah terasa.
Jika Anda sudah sampai di titik ini dan lupa belum beli oleh-oleh, tenang saja. Sebab, mulai km 10, tak jauh dari Lapangan Baruna, Panjang, ada banyak pilihan toko penganan oleh-oleh khas Lampung maupun berbagai kerajinan yang dijajakan.
Sebelum pertigaan Lapangan Baruna di jalur Jalan Soekarno-Hatta (jalinsum), jika Anda ingin membeli kerajinan kerang laut, ada beberapa gerai yang memajang produknya. Berbagai jenis kerajinan berupa tirai dari rentengan kerang, ornamen lampu hias, pigura foto, dan aneka hiasan berbahan batu karang tersedia.
Melaju terus, tidak jauh dari lokasi itu, puluhan toko berjajar dengan sponsor yang sama menyediakan aneka penganan. Produk khas yang dijual didominasi oleh keripik pisang, kerupuk kemplang, kopi, dan aneka penganan lain.
Ada beberapa kelompok penjual oleh-oleh sejenis ini hingga perjalanan Anda ke tugu batas kota yang berada di antara Pelabuhan Batubara PT Bukit Asam dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan milik PT PLN.
Sebelum naik jembatan layang perlintasan kereta api milik PT Tanjung Enim Lestari, Anda bisa berhenti sejenak untuk menikmati musim durian yang hampir tak pernah telat di sini. Di rerimbunan pohon penghijauan peneduh sepanjang jalan di depan PT Nestle yang berdampingan dengan tempat parkir kereta api babaranjang, pedagang durian memajang dagangan mereka di beberapa titik.
“Hampir sepanjang tahun ada terus durian di sini. Kalau di sini enggak musim, kami dapat kiriman dari daerah yang sedang musim. Kadang-kadang dari Jambi atau Bengkulu,” kata Amsar, penduduk setempat.
Mendaki jembatan layang, lautan Teluk Lampung terlihat cukup menenteramkan dari ketinggian. Menuruninya, lalu berbelok di jembatan kereta Batu Serampok, di depan gerbang PT Bukit Asam juga terdapat puluhan gerai yang ditata cukup apik dan tampaknya disponsori satu produk rokok.
Jalan lurus nan mulus mengantar Anda keluar dari wilayah Bandar Lampung menuju Kabupaten Lampung Selatan. Jika Anda punya waktu cukup senggang, sekitar dua 1 km dari gapura yang menandai batas wilayah daerah otonomi, terdapat taman hiburan rakyat Pasir Putih.
Taman rakyat dengan tawaran utama wisata pantai ini sangat familiar dengan warga Lampung. Selain karena tempatnya yang tidak terlalu auh dari kota, tempatnya juga luas dan aman untuk mendi anak-anak. Laut Teluk Lampung yang berhadapan dengan beberapa pulau-pulau kecil membuat ombak di laut ini tidak besar. Selain itu, THR Pasir Putih ini sudah ada sejak tahun 80-an.
Selepas THR Pulau Pasir, perjalanan mendaki tanjakan Tarahan yang terkenal itu menjadi pintu masuk ke Desa Cintamaya, Kecamatan Ketibung, Lampung Selatan. Setelah tanjakan, deretan toko-toko oleh-oleh menempati posisi strategis di pinggir jalan.
Di tempat yang dulu dikenal sebagai Pasar Pisang Cintamaya ini berbagai penganan dapat dibeli. Sama dengan di Panjang, pajangan yang dominan adalah keripik pisang aneka rasa dengan berbagai kemasan dan ukuran serta dari produsen yang berbeda.
Suyatno, salah satu pedagang, mengatakan keripik pisang yang dijajakan dibumbui dengan rasa asli, manis, cokelat, keju, asin, dan lainnya. Harga termurah dalam kemasan plastik adalah Rp10 ribu. “Ada juga keripik nangka, selai pisang, dan olahan lainnya,” kata pria asal Jogjakarta yang mulai membuka usaha tahun 1994 ini.
Kopi asli Lampung juga menjadi oleh-oleh yang diminati pengunjung. Beberapa merek dan rasa kopi dengan kekhasan masing-masing bisa didapatkan di sini. Sedangkan aneka kerupuk kemplang yang dilengkapi sambal juga tersedia.
Selain penganan olehan, di Cintamaya ini juga masih ada yang menjual buah-buahan lokal. Yang utama adalah aneka jenis pisang yang dipajang dan dijual utuh dalam satu tandan. “Ada sirsak, petai, nangka matang, durian, avokad, dan buah lokal lain. Kalau sirsak memang selalu ada karena sering dicari,” kata Yatno.
Musim mudik dan musim liburan memang menjadi momen terbaik para pedagang ini untuk mendapat keuntungan. Namun, kata Yatno, musim mudik tahun ini tempaknya tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. “Enggak tahu ini kok sepi amat. Sebelum Lebaran cuma dua hari yang ada pemudik mampir. Padahal, biasanya sejak H-7 sampai H+7 selalu ramai,” kata dia. (SDM)
Sumber: Lampung Post, 4 September 2011
No comments:
Post a Comment