December 9, 2012

[Komunitas] Pelukis Kelompok Enam Kegelisahan Seni Rupa Lampung

AKTIVITAS perupa di Lampung belum begitu hidup dan semarak. Pameran lukisan pun tidak tiap tahun diadakan. Kegelisahan itu melahirkan satu komunitas perupa Lampung dengan sebutan ?Kelompok Enam?.

Komunitas perupa ini kemudian langsung menggelar pameran lukisan sebagai bentuk eksistensi keberadaan pelukis. Pameran yang berlangsung enam hari sejak Minggu (2-12) itu diadakan di Taman Budaya Lampung.


Ada 30 lukisan yang dipanjang dalam pameran yang tidak mengusung teman itu. Namun, meskipun tidak bertema, hampir semua lukisan menyampaikan pesan soal alam dan kehidupan sosial.

Lukisan yang dipajang adalah karya pada pelukis yang tergabung dalam Kelompok Enam: Soemaryo Hadi, Firmansyah, Syafril Cotto, Eddy Purwanto, Mukhsin Soleh, dan Sutanto.

Hanya Soemaryo dan Syafril yang berasal dari luar Lampung, Jakarta. Sedangkan yang lain adalah pelukis senior dan junior yang sudah punya nama di Bumi Rua Jurai.

?Inilah adalah perpaduan antara pelukis muda dan pelukis senior untuk membentuk satu komunitas bersama,? kata Mukhsin, ketika ditemui di Taman Budaya, Rabu (5-12).

Menurutnya, dengan berkumpulnya pelukis muda dan senior diharapkan bisa menjadi energi sendiri untuk mengembangkan dan menghidupkan kembali aktivitas seni rupa di Lampung yang sudah lama tidak lagi bergeliat. ?Tidak hanya di Lampung, kegiatan perupa secara nasional pun tidak serutin dan seramai dahulu,? kata pelukis asal Pesawaran ini.

Sutanto mengatakan pelukis muda dan senior perlu saling mendukung untuk memajukan kegiatan kesenian. Mulai dari pameran hingga kegiatan lain, seperti workshop melukis dan diskusi soal seni rupa.

?Yang tua mendukung supaya pelukis muda maju dan terus berkarya. Pelukis muda. Kalau yang tua ini hanya mendorong saja. Sudah saatnya yang muda yang muncul dan dikenal,? kata pelukis yang berdiam di Bandar Lampung ini.

Komunitas ini dinamakan Kelompok Enam sesuai dengan jumlah pelukis yang tergabung di dalamnya. Pembentukannya diawali diskusi panjang lewat dunia maya dengan beberapa pelukis yang memiliki kesamaan visi.

Menurut Mukhsin, hanya enam saja pelukis yang bisa tergabung dan memiliki kesamaan konsep dan tujuan ke depan. Namun, dalam perjalanannya nanti, tetap terbuka kepada perupa lain yang ingin bergabung dan menggelar pameran bersama.

Tidak hanya pameran lukisan saja, bisa juga penggabungan antara lukisan kanvas dan pameran fotografi. Komunitas ini sudah merancang rencana jangka panjang untuk menggelar tiga kali pameran besar lain di Lampung, Jakarta, dan Yogyakarta. Kegiatan itu dirancang untuk 2013 hingga 2015.

Firmansyah mengatakan pameran lukisan tidak hanya dilakukan di Lampung, tapi juga hingga ke Yogyakarta. Selama ini daerah istimewa itu menjadi pusat seni rupa dan banyak dihuni para seniman.

Dengan menggelar pameran di daerah itu akan banyak seniman, penikmat seni rupa, pengamat, dan kritikus yang melihat, sehingga lukisan yang dihasilkan lebih teruji jika diapresiasi dan dikritik banyak kalangan.

?Belum lengkap rasanya jika lukisan belum dipamerkan di Yogyakarta. Ini juga untuk mencari nama bahwa Kelompok Enam dan pelukis Lampung lainnya sudah menggelar pameran di Yogyakarta,? kata pelukis 26 tahun kelahiran Kota Metro ini.

Menggelar pameran di berbagai kota besar di Jawa, untuk mengenalkan perupa Lampung di pentas nasional. Lampung harus dilirik kolektor dan seniman lain karena banyak menghasilkan karya seni rupa yang tidak kalah dengan daerah lain.

?Dengan mengadakan berbagai pemaran lukisan, Lampung akan makin dikenal dan kolektor pun banyak yang akan datang ke Lampung mencari lukisan,? kata dia.

Dunia seni rupa memang sedang tiarap dan itu diakui oleh para perupa. Karya seni yang dihasilkan para pelukis jarang sekali laku dan dibeli para penikmat atau kolektor lukisan. Kondisi itu berbeda sebelum terjadinya krisis moneter, saat daya beli masyarakat masih baik.

Menurut Mukhsin, pameran yang digelar Kelompok Enam ini juga untuk memperkenalkan kepada kolektor bahwa lukisan karya seniman di Lampung tidak kalah bagus.

Di tengah keterbatasan dana dan dukungan, Kelompok Enam tetap nekat untuk menggelar pameran. Hanya satu bulan waktu untuk mempersiapkan kegiatan yang dibuka pada 2 Desember lalu. Pelukis pun hanya dipaksa cepat menyelesaikan lukisan dalam waktu satu bulan.

Meskipun dadakan, soal kualitas lukisan tidak kalah dengan karya yang dipajang pada perhelatan perupa nasional.

Mukhsin mengatakan semuanya memang serbamendadak. Ini dilakukan untuk mengejar adanya pameran. ?Untuk pecah telur saja supaya ada pameran, meskipun dana dan sponsor tidak ada,? kata dia.

Beruntung ada beberapa orang secara pribadi memberi bantuan, serta ada sokongan dari Dewan Kesenian Metro. Meskipun Taman Budaya Lampung tidak terlalu mendukung untuk pameran lukisan, tetap dipakai karena tidak perlu mengeluarkan uang yang besar untuk sewa. Meskipun saat dipakai, hampir semua lampu tidak berfungsi.

Sutanto menilai belum ada tempat pameran lukisan yang standar di Lampung. Untuk sementara cukup di Taman Budaya. Awalnya ingin menyewa GOR Saburai, tapi biaya sewa terlalu mahal.

Gedung yang standar untuk pameran adalah yang memakai lampu penerang per lukisan, ruang yang gelap, dan warna ruang yang mendukung.

Mukhsin menjelaskan tidak ada sama sekali dukungan pemerintah. Saat pembukaan pameran, yang membuka juga kalangan seniman sendiri. Justru ajang ini menjadi tempat bertemu para pelukis senior dan yang muda.

?Untuk membangkitkan kesenian memang jangan terlalu tergantung pada pemerintah. Justru dengan cara mandiri dan tidak lagi minta bantuan pemerintah, pameran bisa jalan. Jika menunggu pemerintah, malah lama,? kata dia.      (PADLI RAMDAN/M-1)
Sumber: Lampung Post, Minggu, 9 Desember 2012     

1 comment:

  1. assalamualaikum..

    mau kasih info. tgl 22-27 April UKMBS Unila. UKMBS bersama seniman Muda Lampung menyoali realitas sosial ekonomi masyarakat menengah ke bawah dalam bentuk karya seni visual. Bukan Hanya pameran, kegiatan ini didisi dengan melukis bersama dan diskusi. untuk info lebih lanjut kunjungi http://www.facebook.com/rupa.ukmbsunila?ref=tn_tnmn . Kiranya untuk bantu publish terimakasih.

    ReplyDelete