June 11, 2010

Begawi tanpa Gereget

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Pembukaan Begawi dalam rangkaian HUT ke-328 Kota Bandar Lampung di lapangan parkir GOR Saburai, Enggal, Kamis (10-6), berlangsung tanpa gereget. Pergelaran ini sepi penonton.

Eni (23), warga Enggal, mengaku bosan dengan acara pembukaan yang diisi oleh pentas kebudayaan tersebut. "Acaranya itu-itu saja, sama seperti tahun kemarin," kata dia saat diwawancarai di pintu keluar lapangan parkir GOR Saburai.

Tofan (20) dan Lisa (19), warga Way Halim juga demikian. "Saya selalu datang saat Begawi. Namun dari tahun ke tahun tak ada perubahan. Monoton," ujar Topan yang diamini Lisa.

Pembukaan Begawi dan Bandar Lampung Expo 2010 ditandai dengan penglepasan balon dan burung merpati oleh Wali Kota Bandar Lampung Eddy Sutrisno. Kemudian Wali Kota meniup lilin dan memotong kue sebagai simbol perayaan HUT Bandar Lampung.

Begawi Bandar Lampung dimulai dengan pertunjukan tari kontemporer yang dipentaskan oleh Sanggar Tapis Berseri.

Atraksi dilanjutkan dengan penampilan drumben yang dibawakan 68 siswa SMP Kartika II Bandar Lampung.

Usai penampilan drumben, perwakilan dari 13 kecamatan mementaskan tarian dan pawai budaya. Parade budaya yang ditampilkan meliputi Kecamatan Tanjungkarang Timur dan Sukarame yang wakilkan oleh Himpunan Muli Mekhanai Kedamaian yang menampilkan operet berjudul Sebambangan.

Operet tersebut menceritakan tentang Sebambangan yang merupakan tradisi masyarakat adat Lampung, yaitu sebuah cara untuk mendapatkan pasangan hidup tanpa melalui proses lamaran. Sebambangan dikenal juga dengan �larian". Sebambangan sebenarnya melanggar norma dan etika, tetapi uniknya, hukum adat mengesahkan apabila ditempuh dengan segala persyaratan.

Kemudian Kecamatan Kedaton, Rajabasa, dan Tanjungsenang yang menampilkan atraksi kuda lumping; Kecamatan Telukbetung Selatan, Telukbetung Utara, Telukbetung Barat, dan Panjang menampilkan arak-arakan pengantin Lampung Sai Bathin.

Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Tanjungkarang barat, dan Kemiling menampilkan reog Ponorogo; serta pementasan tari balet oleh penari-penari dari Susi Enterpise. Parade budaya ditutup dengan pertunjukan tetabuhan Minang Maninjau yang ditampilkan oleh pemusik dari Keluarga Besar Sumatera Barat (KBSB). (MG13/K-1)

Sumber: Lampung Post, Jumat, 11 Juni 2010

No comments:

Post a Comment