June 18, 2010

[Liburan] Mandi Air Panas di Pantai Wartawan...

GULUNGAN ombak saling berkejaran menuju Pantai Wartawan di kawasan pesirir Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Kamis (16-6). Embusan angin yang digelayuti mendung itu membawa ombak satu per satu memecah hamparan batu karang dan pasir pantai yang ada di lereng Gunung Rajabasa sembari meninggalkan buih putih. Bagaikan menerima belaian sang ibunda, gulungan ombak itu kembali bermain ke tengah laut biru nan alami tersebut.

Pantai Wartawan terkenal dengan lima sumber air panas dengan diameter kolam rata-rata satu meter. "Air laut dan pantainya juga bersih. Yang lebih mengagumkan, di Pantai Wartawan ada sumber air panasnya," kata Franky, salah seorang pengunjung yang ditemui di Pantai Wartawan, Kamis (16-6).



Pantai Wartawan (LAMPUNG POST/AAN KRIDOLAKSANA)

Pecahan bebatuan, seperti karang kecil-kecil dan benda-benda laut, terlihat menambah kealamian hamparan pasir pantai saat air laut surut sehingga menambah ketenangan jiwa pengunjung. "Pantainya masih alami, landai di antara bebatuan dan pasir serta relatif aman," kata Franky memuji.

Pengunjung dapat berjalan menyusuri pantai, menikmati semilir angin dan pemandangan indah. Suasana pantai pun tampak sepi dan nyaman untuk bernostalgia.

Pantai di Desa Way Muli ini dibuka pada awal 2000-an. Sejak itu, menurut dia, banyak masyarakat sekitar dan dari kabupaten lain yang menikmati sumber air panas dan pecahan ombak yang menabrak gunungan batu karang di ujung kelokan pantai. "Ini tempat yang sangat mengesankan bagi saya. Saksinya sumber air panas itu. Kalo kemari, semuanya bagus dan serba alami," kata dia.

Pantai Wartawan hanya berjarak 10 km dari Kalianda. Pengunjung dari Bandar Lampung cukup melalui jalinsum Masjid Agung Kalianda, masuk Kota Kalianda, lalu melalui jalan raya pesisir Rajabasa yang berliku dan sempit. Gunung Rajabasa yang hijau akan menghiasi perjalanan Anda menuju Pantai Wartawan.

Air Panas

Mengunjungi Pantai Wartawan, jangan lupa mengintip keunikan lima sumur air panas yang ada di sela batu karang pantai itu. Kendalanya, kalau air laut pasang, sumber air panas ini tak kelihatan. Padahal sumber air panas tersebut bisa digunakan untuk memasak mi dan telur.

Selain air panas, Pantai Wartawan memiliki gundukan menyerupai bukit. Untuk mengelilingi tempat itu, hanya dibutuhkan waktu lebih kurang sepuluh menit. "Oorang yang ke sini biasanya pengin memasak mi instan dan merebus telur di sumber air panas. Cuma, kalau air laut lagi pasang, sumber air panas tidak kelihatan," kata Virgo, penjaga Pantai Wartawan, Jumat (16-6).

Pengunjung hanya dikenakan biaya masuk untuk kendaraan sepeda motor Rp5.000--Rp7.500/unit sepeda motor dan Rp25 ribu/mobil. Di pantai ini aman jika ingin mandi karena ombaknya tidak terlalu besar.

Erlan Murdiyanto, Kadis Pariwisata, Seni, dan Budaya Pemkab Lamsel, mengatakan kunjungan ke pantai ini setahun terakhir meningkat. Pihaknya terus berupaya membina pemangku kepentingan yang ada.

Secara bertahap, objek wisata yang sudah menjadi langganan kunjungan wisatawan harus disertai dengan menampilkan budaya lokal. Namun, seluruh rencana itu terkendala dengan minimnya anggaran. "Perkembangan objek wisata juga harus didukung infrastruktur berupa jalan yang lebar. Untuk itu, diperlukan dukungan semua pihak," kata Erlan.

Ia menyebutkan pada 2009 lalu wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke sejumlah objek wisata di Lampung Selatan mencapai 400 ribu orang. Tahun ini diharapkan jumlah tersebut meningkat menjadi 425 ribu pengunjung. AAN KRIDOLAKSONO/D-2

Sumber: Lampung Post, Jumat, 18 Juni 2010

No comments:

Post a Comment