BANDAR LAMPUNG--Kain tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung. Motif kain tradisional ini beraneka ragam. Mulai dari tapis inuh, tapis cucuk andak, tapis semaka, tapis jung sarat, tapis balak, tapis laut linau, tapis pucuk rebung, tapis cucuk handak, tapis dewosano, tapis limar sekebar, tapis bintang perak, tapis kapal dan lain-lain.
BERI CENDERA MATA. Pengusaha tapis Ida Mustika Zaini (kanan) memberikan cendera mata kepada Ketua Dekranasda Lampung Trully Sjachroedin. (LAMPUNG POST/WIWIK ASTUTI)
Mantan Wakil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung Hj. Ida Mustika Zaini mengharapkan masyarakat melestarikan warisan adiluhung nenek moyang masyarakat Lampung tersebut.
"Motif kain tapis banyak yang hilang. Seperti motif kapal-kapalan. Ini saya temukan di Museum Tekstil di Jakarta," kata Ida saat memberikan cendera mata kain tapis kapal kepada Ketua Dekranasda Provinsi Lampung Hj. Trully Sjachroedin pada acara tasyakuran ke-75 di rumahnya, di Jalan Way Rilau, Pahoman, baru-baru ini.
Saat itu hadir Ketua Badan Kontak Majelis Taklim Lampung Hj. Mahbubah Zubaier Agoes, Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita Lampung Ny. Kinkin Sutoto, dan berbagai organisasi wanita di Lampung.
Pemilik sanggar tapis Melati Art Galery ini menguraikan motif kapal-kapalan memiliki nilai filosofis dan simbolis masyarakat Lampung. Seperti penggunaan transportasi pelayaran dan alam lingkungan laut saat itu telah memberi ide penggunaan motif hias pada kain kapal. Ragam motif kapal pada kain kapal menunjukkan adanya keragaman bentuk dan konstruksi kapal yang digunakan.
"Pada zaman dahulu masyarakat di pesisir Kalianda, Lampung Selatan, hingga pesisir Krui di Lampung Barat menulis kehidupan mereka pada selembar kain. Karena kehidupan mereka dekat dengan laut, gambar yang muncul pun tak jauh dari laut, seperti gambar kapal dan binatang laut," ujar wanita yang masuk dalam buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung terbitan Lampung Post ini.
Sebab itu, untuk melestarikan kain tapis kapal tersebut ia meminta perajin di Lampung Selatan membuat motif ini. Tak hanya itu, pada kesempatan tersebut, ia juga mengharapkan kepada Ketua Dekranasda Lampung agar terus membina kepada perajin untuk membuat motif kapal-kapalan. "Motif ini sekarang sangat langka. Jika tidak dilestarikan, motif kapal-kapalan lambat laun bisa hilang," kata peraih Upakarti dari Presiden Soeharto pada 1991 ini. (AST/L-1)
Sumber: Lampung Post, Selasa, 29 Juni 2010
No comments:
Post a Comment