June 25, 2010

TNBBS Habitat Kerbau Liar

KAWASAN hutan konservasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) menjadi habitat kawanan kerbau liar (Bubalus bubalis).

KERBAU LIAR DI TNBBS. Kawanan kerbau liar masih banyak dijumpai di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat. Kerbau ini biasanya berkumpul di sejumlah sungai dan danau seperti Danau Menjukut di Pekon Tampang ini. (LAMPUNG POST/SAYUTI)

Populasi hewan ini masih cukup banyak dan bisa dijumpai di padang sabana di kawasan Tampang, Kecamatan Pematangsawa, Tanggamus, dan Belimbing, Lampung Barat.

Lampung Post yang berkesempatan melihat langsung populsi kerbau liar ini menemukan jumlah hewan liar yang biasa hidup berkelompok antara 20 sampai 30 ekor itu berkeliaran dengan bebas di padang sabana. Di antaranya di Danau Menjukut, Sekawat, dan Belimbing, dan sejumlah tempat lainnya di kawasan TNBBS.

Kawanan kerbau liar ini bisa dijumpai sedang minum di Danau Menjukut dan sejumlah sungai, atau berkubang secara bergerombol. Di mana, seekor kerbau jantan dewasa bertindak sebagai pemimpin mengawasi sekeliling.

Bila dirasakan ada ancaman yang mengintai, kerbau jantan dewasa ini mengeluarkan suara melenguh cukup keras. Berbarengan dengan itu, kawanan kerbau liar itu akan membentuk lingkaran menjadi satu, dengan kerbau betina dan anak-anak berada di lingkaran dalam.

Di kalangan penduduk Enggano, keberadaan kerbau liar tersebut nyata adanya. Hanya, kerbau itu sulit didekati dan memiliki penciuman tajam yang membuat warga enggan melakukan perburuan.

Apalagi sejak kawasan Tampang Belimbing masuk dalam zona kawasan konservasi. "Dulu sebelum dilarang, setiap ada hajatan atau mau Lebaran, warga biasanya berburu kerbau liar ini. Tapi sekarng dilarang," kata Prayit (50), warga Pekon Tampang, Kecamatan Pematangsawa, Tanggamus.

Kerbau liar ini biasa mencari makan dengan kawanan rusa, kijang, tapir, dan sebagainya yang juga hidup dengan bebasnya di belantara TNBBS.

Pada malam hari kawanan kerbau liar ini tidur bergerombol bersama kawanan rusa dan kijang. "Sebelum dilarang, kerbau liar ini ditangkap warga untuk dijinakkan. Tapi sekarang dilarang," kata Saleh (60), warga Tampang lainnya.

Kawasan Tampang Belimbing

Kawasan Tampang Belimbing terdiri dari ekosistem hutan pantai sampai hutan hujan dataran rendah yang masih asli. Kawasan ini merupakan habitat penting bagi berbagai jenis flora penyusun hutan pantai dan hutan hujan dataran rendah. Jenis-jenis satwa liar langka seperti rusa (Cervus unicolor), kerbau liar (Bubalus bubalis), dan mentok rimba (Caerina sp.).

Sementara itu, di Muara Way Sleman terdapat pulau endapan yang didominasi jenis Nypa fruticans dan merupakan habitat bagi populasi kalong yang jumlahnya ribuan ekor. Selain itu, dapat dijumpai pantai pasir yang panjang dan indah, seperti Pantai Karang Sawang Bajau, Sabana Kobakan Bandeng, Way Sleman, Way Blambangan, Danau Menjukut.

Kawasan itu dipisahkan pasir pantai selebar puluhan meter dengan laut. Di sana terdapat mercusuar setinggi 70 m.

Di kawasan ini dapat dilakukan berbagai kegiatan olahraga air (berenang, surfing, snorkeling, diving), foto hunting, penjelajahan hutan dan pantai, susur sungai, pengamatan flora fauna, memancing, dan safari malam. (UTI/D-3)


Sumber: Lampung Post, Jumat, 25 Juni 2010

No comments:

Post a Comment