BANDAR LAMPUNG (Lampost): Program Visit Lampung Year (VLY) 2009 yang digulirkan Pemprov Lampung hanya basa-basi. Kegiatan yang menelan biaya Rp1,2 miliar itu hanya diisi penekanan tombol sirine tanpa didukung kesiapan infrastruktur pariwisata.
Peresmian VLY 2009 atau Tahun Kunjungan Lampung 2009 juga sebatas menyosialisasikan 42 kegiatan umum bidang pariwisata dalam satu tahun. Mulai Januari, pemerintah kabupaten/kota mengumpulkan catatan tentang kegiatan pariwisata dan budaya yang akan digelarnya. Kegiatan di kabupaten/kota itu pun berupa hal-hal yang sudah rutin dilakukan dan terkesan diselenggarakan seadanya.
Sementara daya dukung di lokasi tujuan wisata seperti infrastruktur sebagai sarana aksesibilitas kurang memadai. Pemerintah kabupaten/kota juga kurang memperhatikan infrastruktur di daerahnya. Padahal infrastruktur dapat juga dipromosikan untuk membuat wisatawan tertarik berkunjung.
Pembukaan VLY 2009 di lapangan parkir GOR Saburai, Selasa (23-12), ditandai penekanan tombol sirine oleh Gubernur Lampung Syamsurya Ryacudu. Dalam sambutannya, Gubernur berharap VLY 2009 dibarengi dengan keseriusan program untuk menarik sebanyak-banyaknya wisatawan berkunjung ke Lampung.
Mulai dari peningkatan infrastruktur hingga peningkatan kualitas produk dan pelayanan serta diversifikasi destinasi. "Momentum ini harus menjadi pemacu semangat untuk memberikan yang terbaik kepada Sai Bumi Ruwa Jurai," kata Syamsurya.
Gubernur berpesan agar pemda kabupaten/kota sebagai pemilik wilayah yang akan dikunjungi wisatawan agar segera berbenah. Pembenahan itu baik dalam bidang kepariwisataan dan pelestarian budaya untuk mengangkat harkat dan martabat daerah. "Selain pemda kabupaten/kota, dunia usaha juga harus dapat memberi kenyamanan wisatawan berkunjung ke Lampung," kata dia.
Target 1,5 Juta Wisatawan
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung, M. Natsir Ari, mengatakan keberhasilan VLY 2009 itu bukan hanya ditentukan instansinya. Namun, juga harus didukung satuan kerja dan instansi lain agar wisatawan datang ke Lampung sebanyak-banyaknya.
Terutama pemda kabupaten/kota sebagai pemilik objek wisata harus berjuang mendukung VLY 2009 dengan membuat kegiatan wisata. "Jangan sampai program yang diluncurkan ini tidak ada pergerakannya sampai akhir tahun," kata dia.
Natsir menargetkan tahun ini Lampung akan dikunjungi dua juta wisatawan dengan target waspada 1,5 juta wisatawan dan minimal satu juta wisatawan. Namun, di sisi lain, kondisi infrastruktur sebagai penunjang wisata belum juga menjadi perhatian. Salah satu indikatornya dalam penyusunan APBD 2009, alokasi dana perbaikan dan perawatan jalan turun. Perbaikan dan perawatan jalan sepanjang 2.369 kilometer, turun dari tahun 2008 Rp250 miliar menjadi Rp130 miliar pada 2009.
Secara terpisah, Ketua Komisi B DPRD Lampung Indra S. Ismail mengatakan alokasi anggaran perbaikan dan perawatan jalan sebesar itu hanya mampu memperbaiki sebagian kecil jalan provinsi. Karena itu, lanjutnya, target kondisi jalan mantap juga turun. Jika pada 2008, jalan mantap sebanyak 68 persen, dengan turunnya anggaran kondisi jalan mantap menjadi 40 persen. "Dengan kondisi jalan mantap hanya 40 persen, 60% jalan provinsi pada tahun 2009, kondisinya rusak sampai rusak berat," kata dia.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Lampung Indra Bangsawan mengatakan buruknya kondisi infrastruktur di Lampung akan semakin buruk jika moralitas pemborongnya sudah buruk. Terlebih di Kota Bandar Lampung dengan buruknya sistem drainase dan kualitas pembangunan jalan menyebabkan kondisi jalan semakin memprihatinkan. Kerusakan jalan terjadi di hampir semua ruas jalan mulai dari jalan nasional, jalan provinsi, hingga jalan kota.
Jalan nasional seperti Jalan Soekarno-Hatta kondisinya sangat memprihatinkan. Seperti di perempatan lampu merah Way Halim, ada lubang sebesar kubangan kerbau di sisi utara jalan, sehingga menyebabkan kemacetan di jalan tersebut.
Jalan bergelombang dan berlubang juga ditemui di sepanjang ruas Jalan Soekarno-Hatta mulai dari Panjang hingga ke bundaran patung Raden Intan. Bila hujan turun, pengguna jalan kerap terjatuh atau terpeleset karena lubang tertutup air dan tidak terlihat.
Padahal, konsultan pariwisata dari Association of The Indonesian Tours an Travel Agencies (ASITA) Nicolaus Lumanauw mengatakan kesiapan infrastruktur menjadi salah satu indikator daya tarik wisatawan. "Aksesibilitas harus benar-benar diperhatikan, jangan sampai orang tak mau datang karena sulitnya akses ke tempat wisata," kata Nicolaus.
Ia menambahkan instansi terkait harus memiliki data akurat tentang lokasi tujuan wisata. Mulai dari jumlah, lokasi, paket yang ditawarkan, akses menuju ke lokasi, bila perlu sampai biaya yang harus dikeluarkan wisawatan dengan tawaran fasilitas yang tersedia.
Sehingga, akan sangat mudah promosi tentang pariwisata di daerah kepada calon wisatawan. "Perlu juga ada event wisata yang digelar dengan mengundang instansi terkait dari negara luar. Sebab, kunci pariwisata sekarang adalah di promosi," kata dia.
Sementara itu, pengelola hotel di Bandar Lampung kecewa karena tidak dilibatkan dalam peluncuran VLY 2009. "Kami tahu ada peluncuran VLY dari surat kabar. Tetapi tidak ada sosialisasi langsung kepada pengelola hotel," kata Marketing & Public Relation Hotel Indra Puri, Indrawansyah, kemarin.
Namun, menurut dia, Hotel Indra Puri tetap berbenah untuk menyambut VLY ini. Indra Puri telah meningkatkan layanannya mulai dari renovasi gedung dan interior hingga layanan hot spot untuk mendukung jaringan komunikasi.
Hal senada diungkapkan Senior Sales Supervisor Bukit Randu Hotel dan Restoran, Raban. Menurut dia, sebagai pihak terkait pihak hotel tidak mendapat sosialisasi VLY 2009. "Kami memang diundang menghadiri pembukaan VLY, tapi sosialisasi program VLY-nya tidak ada. Jadi kami tidak tahu arahnya ke mana," ujar Raban.
Menurut dia, meski peluncuran VLY yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat melalui jalan sehat cukup baik, gebyarnya masih kurang. Ia menyesalkan mengapa tamu hotel tidak diikutsertakan. "Sebenarnya sejak tahun lalu, VLY sudah digaungkan. Tapi, strateginya seperti kurang kena sasaran," kata dia. n AAN/NOV/U-1
Sumber: Lampung Post, Rabu, 24 Desember 2008
No comments:
Post a Comment