December 20, 2008

Lambar Gelar Lomba Kebut Gunung Pesagi

LIWA (Lampost): Wakil Bupati Lampung Barat Dimyati Amin melepas peserta lomba olahraga petualangan Kebut Gunung Pesagi tahun 2008 di Lapangan Merdeka Liwa, kemarin (19-12).

Lomba wisata alam tahunan yang dilaksanakan Gumpalan Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) itu diikuti 69 peserta, terdiri dari 54 pria dan 15 wanita. Mereka umumnya mahasiswa dan pelajar, mulai dari Lampung Barat, Bandar Lampung, Yogyakarta, Bandung, Palembang, dan Jakarta.

Lomba diikuti 69 peserta, terdiri dari 54 pria dan 15 wanita, dengan perjalanan sekitar 10 jam. Sedangkan start dan finis di Lapangan Bahway, Pekon Bahway, Balik Bukit.

Peserta umumnya mahasiswa dan pelajar, mulai dari Lambar, Bandar Lampung, Yogyakarta, Bandung, Palembang dan Jakarta.

Kemarin, peserta mengikuti pembukaan dan penglepasan dengan cara jalan bersama dari Lapangan Merdeka Liwa menuju Lapangan Bahway.

Kemudian, pada hari ini, Sabtu (19-12), sekitar pukul 07.00, para peserta melakukan lomba Kebut Gunung Pesagi. Acara rencananya ditutup Minggu (21-12).

Peserta lomba akan memperebutkan piala bergilir dari Gubernur Lampung, serta uang pembinaan sebesar Rp1,5 juta untuk juara pertama, Rp1,25 untuk juara kedua, dan Rp1 juta untuk juara ketiga.

Adapun kategori penilaian, antara lain kecepatan, perlengkapan, kekompakan setiap regu (3 orang/regu), serta sikap terhadap lingkungan selama melakukan perjalanan.

Wakil Bupati, didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat, dalam sambutannya mengatakan lomba Kebut Gunung Pesagi merupakan salah satu event kalender bidang kepariwisataan Lambar bertaraf nasional.

Kegiatan ini juga telah dilakukan sejak 2001 lalu atas kerja sama Pemkab Lambar dan Gumpalan Unila. Acara ini merupakan ajang promosi potensi objek wisata alam Gunung Pesagi, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.

Selain sering digunakan sebagai ajang Kebut Gunung Pesagi, acara ini juga dimanfaatkan sebagai perjalanan religi. Sebab, sampai kini Gunung Pesagi masih terkenal dengan misteri religius dan memiliki pesona tersendiri.

Namun, makna yang lebih utama pada acara ini lebih kepada wisata alam dan olahraga petualangan. n ELI/D-2

Sumber: Lampung Post, Sabtu, 20 Desember 2008

No comments:

Post a Comment