BANDAR LAMPUNG--Chintia Jaya Malini (15) meraih juara umun pada ajang Global Art Internasional Competition yang diselenggarakan di Guangzhou, China, 30 November lalu.
Anak pertama pasangan Meghanathan dan Nourmalasari ini mengalahkan pesaingnya dari 18 negara. Di antaranya, dari Malaysia, Singapura, Thailand, India, China, Yordania, Australia, Kanada, Vietnam, dan Brunei Darussalam. Para juri juga berasal dari 18 negara sebagai perwakilan lembaga bimbingan seni lukis itu.
Walau sudah dua kali mengikuti event di tingkat internasional, Chintia mengaku sempat grogi ketika melihat para pesaingnya. "Deg-degan, soalnya para peserta berasal dari berbagai negara, terus lukisan mereka bagus-bagus juga," kata Chintia didampingi ibunya, Nourmalasari dan guru seni lukis di Sekolah Darma Bangsa (SDB), Kismanu, di kantor redaksi Lampung Post, Rabu (10-12) malam.
Menurut Chintia, tema lukisan Global Art International Competition tentang Global warming sudah diberitahukan kepada peserta ketika mengikuti ajang Global Art di tingkat nasional yang diselenggarakan di Jakarta, Agustus lalu.
Dengan demikian, Chintia berlatih dan dibimbing guru ekstrakurikuler sekolahnya secara rutin. Hal itulah yang memperkuat mentalnya untuk tetap tenang dan konsentrasi saat beraksi di ajang internasional itu. Lomba yang diselenggarakan Minggu (30-11) itu berlangsung dua jam, mulai pukul 09.00. Pemenangnya langsung diumumkan saat itu juga, sekitar pukul 12.00.
Chintia melukis dampak pemanasan global berupa banjir yang menghancurkan tembok China, keluarga panda berusaha menyelamatkan diri di batang-batang bambu, pagoda-pagoda bertumbangan, sedangkan pabrik-pabrik di tengah kota masih berdiri megah.
"Karena diselenggarakan di China, jadi semuanya saya hubungkan dengan China, seperti panda, pakaian, pagoda, bangunan, tembok China," kata pelajar yang tinggal di Jalan Serbajadi, Pemanggilan, Natar tersebut.
Beberapa prestasi yang telah ditorehkan Chintia di antaranya juara II lomba lukis Lampung Post tahun 2005, juara I lomba lukis di Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Bandar Lampung, juara I Porseni Provinsi Lampung, dan 10 besar Porseni nasional yang diselenggarakan di Makassar.
Chintia juga dua kali unjuk gigi di ajang International Drawing Competition di Kuala Lumpur, Malaysia. Di Global Art, Chintia juga berkali-kali meraih juara, yaitu juara I Global Art Regional, juara I Global Art Nasional, dan juara umum di ajang Global Art Internasional.
Chintia yang bercita-cita menjadi seorang desainer fashion itu berencana melanjutkan pendidikan ke Lim Ko Wing University, Kuala Lumpur. Sebab, selain dekat dengan Indonesia, universitas itu memiliki jurusan Desainer Fashion.
Nourmalasari mengatakan bakat anaknya tumbuh secara alami. Sejak usia 3 tahun, Chintia sudah senang melukis gambar kartun. Tidak heran, kini, 359 piala di bidang seni lukis menghiasi rumah dan kamarya.
"Setiap menonton Sponge Bob dan Dora Emon, dia melukis persis sekali gambarnya," kata Nourmalasari. Namun, saat itu Nourmalasari tidak mengerti bagaimana cara mengasah bakat anaknya.
Akhirnya, Chintia kursus privat dengan Kismanu. Selanjutnya masuk Global Art. Ketika masuk SDB, Chintia kembali bertemu Kismanu yang ternyata menjadi guru ekstrakurikuler seni lukis. n RIN/R-2
Sumber: Lampung Post, Kamis, 11 Desember 2008
No comments:
Post a Comment