July 13, 2010

Mengembangkan Objek Wisata Perlu Perpaduan

Pesawaran, 13/7 (ANTARA) - Pengembangan objek wisata di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung perlu dipadukan dengan potensi budaya yang ada di daerah setempat, sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjungi objek wisata tersebut.

"Membangun objek wisata yang dipadukan dengan potensi kebudayaan daerah yang ada diharapkan dapat menambah daya tarik objek wisata yang akan dikembangkan," ujar aktivis Forum Masyarakat Pesisir (Formasir), Fadliansyah Cholid, di Pesawaran, Selasa (13/7).

Ia mengatakan, jumlah objek wisata yang cukup banyak tersebar di wilayah itu masing-masing memiliki potensi budaya dan adat istiadat yang masih hidup dan dilestarikan warganya.

"Karena itu, objek wisata itu harus dipadukan dengan potensi budaya dan adat istiadat sehingga bisa menjadi andalan pariwisata untuk menarik wisatawan mancanegara dan nusantara," katanya.

Selain objek wisata pantai dan wisata alam konservasi, lanjutnya, alam perdesaan pun dapat dijadikan objek wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan di daerah itu.

"Kabupaten Pesawaran memiliki desa dengan beragam keunggulan yang layak ditawarkan kepada wisatawan, diantaranya potensi alam, budaya dan seni," kata dia.

Pengembangan budaya dan pariwisata berbasis potensi lokal, sambung dia, dapat dijadikan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan, sehingga dapat bercengkrama langsung dengan alam dan mengenal budaya yang ada di daerah setempat.

Ia mengatakan, setiap desa yang dijadikan objek wisata memiliki potensi yang bisa dikembangkan, seperti pertanian, peternakan, nilai seni dan budaya.

Jika potensi itu digarap, akan menjadi tempat menarik bagi wisatawan untuk mengetahui dan mempelajari kehidupan masyarakat di desa.

"Berkembangnya desa wisata secara otomatis akan mampu meningkatkan kesejahteraan warga," imbuhnya.

Pengembangan desa wisata diharapkan tidak secara instan atau baru dikelola setelah ada wisatawan akan berkunjung ke desa itu, sambung dia, dan setelah wisatawan meninggalkan desa itu kondisinya dibiarkan tanpa pengelolaan.

"Desa wisata yang umumnya dikelola warga dan suasananya masih alami layak ditawarkan kepada wisatawan," terang dia.

Di sana wisatawan ditawarkan untuk menikmati hidup di alam pedesaan, termasuk melihat kehidupan warga sehari-hari dengan menginap di rumah penduduk atau homestay.

"Wisatawan juga dapat turut mencangkul atau membajak sawah yang dilakukan petani di desa itu, menggarap hasil kerajinan, melihat pertunjukan kesenian tradisional, budaya maupun adat istiadat yang masih hidup dan dilestarikan warga desa," jelasnya.

Sumber: Antara, 13 Juli 2010

No comments:

Post a Comment