BANDAR LAMPUNG (Lampost): Rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) di Lampung dikelola dengan baik dan memiliki kurikulum yang jelas. Namun, hal itu tidak didukung dengan guru yang berkualifikasi.
Tenaga pengajar di RSBI lebih banyak yang bergelar sarjana, sedangkan yang berkualifikasi magister masih kurang.
"Sekolah berstatus RSBI untuk SD dan SMP minimal harus memiliki guru berkualifikasi magister sebanyak 20 persen dari total guru. Sedangkan untuk SMA RSBI, harus memiliki guru bergelar magister minimal 30 persen dari total guru," kata Sutopo Ghani Nugroho, ketua Dewan Pendidikan Provinsi Lampung, Rabu (14-7).
Selain itu, kata dia, guru yang bergelar magister itu juga harus linier dengan bidang studi yang diajarkan. Misalnya, sarjananya fisika, magisternya juga harus fisika.
Sutopo mengatakan pada awal tahun ini Dewan Pendidikan Lampung telah mengevaluasi RSBI di seluruh daerah. Evaluasi itu dilakukan dengan beberapa variabel, seperti manajemen, kurikulum, tenaga pengajar, sarana prasarana sekolah.
Kepala SMAN 2 Bandar Lampung Sobirin mengakui hal itu. Di sekolahnya, dari 97 guru, 5 di antaranya magister. Yang sedang menempuh program magister 16 orang. "Jadi, untuk mencapai kuota minimal 30 persen, masih dibutuhkan sekitar 10 guru lagi bergelar magister," ujarnya.
Menurut dia, beberapa hambatan yang menyebabkan guru sulit melanjutkan studi, pertama, ketidaktersediaan program studi magister pendidikan di Lampung, kendala biaya studi, dan waktu mengajar-belajar yang sulit dipadukan.
Rata-rata biaya untuk menempuh jalur magister bisa mencapai Rp25 juta--Rp35 juta. Dengan biaya sebesar itu, tentu sulit bagi guru, termasuk yang sudah bersertifikat.
Selain itu, jika pendidikan harus ditempuh di luar Lampung, tentunya akan menjadi kendala baru untuk melanjutkan studi.
Program Master
Sutopo Ghani menjelaskan ke depan Unila memiliki program magister studi pendidikan. Meskipun demikian, hal ini perlu disikapi lebih lanjut oleh pemerintah dengan cara memberikan beasiswa bagi para guru agar bisa melanjutkan studi dan meningkatkan kualifikasi pendidikannya.
"Pemerintah daerah harus memberikan beasiswa yang memadai bagi peningkatan mutu pendidik di sekolah sekolah rintisan berstandar internasional di Lampung. Jika tidak, apa yang telah dirintis selama ini akan menjadi sia sia," kata dia.
Sobirin menanggapi positif jika Unila sudah membuka pintu, untuk membuka program magister di bidang pendidikan. Selain itu, program beasiswa bagi para guru sangat diperlukan. "Beasiswa pendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi dunia pendidikan kita." (MG14/K-1)
Sumber: Lampung Post, 15 Juli 2010
No comments:
Post a Comment