BANDAR LAMPUNG (Lampost): Buku Outward Bound yang mengupas persoalan prestasi olahraga di Indonesia diluncurkan di perpustakaan Universitas Lampung hari ini (29-7).
Buku karangan dosen Penjaskes Unila, Marta Dinata, ini juga berisi tentang rumitnya persoalan sekitar prestasi olahraga Indonesia dan sulitnya mencari jalan keluar seolah memberikan kesan kuat munculnya kebekuan ide di tengah kegalauan prestasi olahraga nasional dewasa ini.
"Kenapa saat ini prestasi olahraga Indonesia terus merosot? Ternyata tidak mudah menemukan jawabannya. Berbagai seminar, simposium dan sejumlah pertemuan digelar, baik di kalangan ilmuwan olahraga dan praktisi olahraga. Sayangnya, belum ada jawaban yang memuaskan. Yang sering ditemukan justru upaya mencari �kambing hitam� dari masalah tersebut," kata Marta Dinata, dalam rilisnya yang diterima Lampung Post, Rabu (28-7).
Karena itu, menurut dia, wajar dan masuk akal bila persoalan tersebut mendesak untuk dipecahkan seiring dengan besarnya tuntutan masyarakat terhadap prestasi olahraga Indonesia.
Hal ini merupakan dasar bagi Marta Dinata untuk menulis buku-buku olahraga. Minimnya buku olahraga di Indonesia merupakan salah satu penyebab mandeknya prestasi olahraga di Tanah Air. Walaupun Indonesia banyak mempunyai pakar olahraga, tetapi belum banyak yang tergerak untuk membuat buku-buku olahraga.
Menurut kandidat doktor olahraga UNJ ini, prestasi olahraga di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan dan belum ada tanda-tanda kemajuan. Ini bisa dilihat dari multievent seperti SEA Games, Asian Games, dan Olympic Games, bahkan di single event pun kita tidak bisa berprestasi, kecuali olahraga yang sudah punya tradisi juara seperti bulu tangkis, bahkan belakangan ini bulu tangkis juga terseok.
Menurut dosen Penjaskes Unila ini yang telah menghasilkan 25 buku olahraga yang tersebar di seluruh Indonesia, merosotnya prestasi olahraga disebabkan kita mempunyai konsep pembinaan yang tidak sistematis dan terarah.
Secara umum atlet kelas dunia memulai latihan pada usia 6--10 tahun dan mencapai prestasi puncak pada usia 20--28 tahun. Mereka latihan dengan program jangka panjang serta ditunjang penuh oleh iptek dan sarana penunjang olahraga yang memadai.
Atlet yang sukses merupakan hasil latihan jangka panjang dan memulai latihan sejak usia dini dengan latihan multilateral. Selain itu, olahraga di Indonesia diurus oleh orang-orang yang tidak berkompeten, baik pusat apalagi di daerah, dan lebih diperparah lagi dunia olahraga sekarang ini sarat dengan kepentingan politik. (MG14/S-1)
Sumber: Lampung Post, Kamis, 29 Juli 2010
No comments:
Post a Comment