Bandarlampung, 20/8 (ANTARA) - Gubernur Lampung Syamsurya Ryacudu minta pers di daerahnya, termasuk Harian Umum Lampung Post, untuk tetap mengedepankan pemberitaan yang akurat dan berimbang serta tidak berat sebelah.
"Saya berharap Lampung Post dan pers di Lampung tetap menjaga pemberitaan yang disampaikan secara akurat dan berimbang," kata Syamsurya, pada sambutan berkaitan peluncuran buku "100 Tokoh Terkemuka Lampung" yang diterbitkan Lampung Post berkaitan HUT ke-34, sekaligus memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional tahun 2008, di Graha Wangsa, Bandarlampung, Provinsi Lampung, Rabu malam.
Dalam acara itu hadir sejumlah tokoh nasional, terutama yang termasuk dalam 100 tokoh terkemuka Lampung, para pejabat, pengusaha, dan tamu undangan lainnya, termasuk Pimpinan Media Grup, Surya Paloh, dan beberapa pasangan calon gubernur Lampung 2009-2014.
Menurut Syamsurya, pers yang akurat dan berimbang akan memberikan kontribusi bagi pembangunan dan masyarakat di daerahnya, sehingga akurasi dan keberimbangan itu tetap harus dijaga terus menerus.
Pimpinan Media Grup yang menaungi Harian Umum Lampung Post, Surya Paloh, dalam sambutannya menegaskan, surat kabar di Lampung itu diharapkan tetap mengembangkan kaderisasi pengelola dan kepemimpinan serta tetap memperjuangkan tegak dan utuhnya Negara Kesatuan RI melalui pemberitaan dan tulisannya yang independen dan mencerdaskan publik.
Dia mempertegas bahwa Lampung Post itu adalah koran independen yang menjadi milik semua golongan, lapisan masyarakat dan parpol apapun. Kendati dirinya aktif di Partai Golkar, menurut Paloh, Lampung Post bukan koran Partai Golkar itu, tapi koran milik semua parpol dan golongan.
Surya Paloh mengingatkan, dalam hal kerja jurnalistik yang profesional tetap harus dipisahkan posisi dirinya sebagai pimpinan grup media itu, dengan keberadaan Lampung Post sebagai koran independen. Independensi koran itu juga harus tetap dilaksanakan oleh para pengelolanya.
Berkaitan buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung yang diluncurkan, menurut Surya Paloh, hendaknya para tokoh yang telah berhasil itu harus mengingat dan memberikan perhatian agar ikut membesarkan daerah Lampung.
"Perhatian bagi Lampung diperlukan untuk bisa membesarkan dan menumbuhkan pembangunan di daerah ini," kata dia pula.
Buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung diterbitkan menandai 100 Tahun Kebangkitan Nasional dan HUT ke-34 Harian Umum Lampung Post (10 Agustus 1974).
Dalam buku itu ditampilkan para tokoh era 1908- 2008, yang diseleksi oleh tim internal Lampung Post dengan dibantu oleh beberapa personil tim independen.
"Tapi untuk memilih 100 tokoh dari berbagai bidang dalam rentang waktu yang panjang itu, jelas tidak saja sulit, tapi juga berisiko. Jika salah, akan menimbulkan bias penerimaan publik," kata Pemimpin Redaksi Lampung Post, Djadjat Sudradjat.
Kriteria para tokoh yang terpilih itu adalah, lahir, besar atau bertumbuh di Lampung, mempunyai reputasi nasional dan internasional, memberi inspirasi bagi masyarakat, mempunyai pengaruh, dan dikenal luas oleh publik.
Para tokoh terkemuka itu, dibagi dalam masa sebelum kemerdekaan, diantaranya Sulaiman Rasjid, KH Gholib, RA Taher Tjindarboemi, RM Mangoendiprodjo, Abdul Moeloek, Mr Gele Harun Nasution, Zainal Abidin Pagar Alam, Achmad Bakrie, Tan Seng Beng, Bhiksu Ashin Jinarakkhita, Musanif Ryacudu dan Alamsyah Ratu Prawiranegara.
Tokoh lain adalah Motinggo Busye, Bagir Manan, Imron Rosadi, Saodah Batin Akuan, Bob Sadino, dan Farid Anfasa Moeloek.
Tokoh pada masa setelah kemerdekaan, antara lain Ali Rahman, Usman Admadjaja, Aburizal Bakrie, Ryamizard Ryacudu, Kausar Ali Saleh, Tursandi Alwi, Nasir Tamara, Herawati Soekardi, Sugiri Syarif, Firman Gani, Syahnagra Ismail, Sapta Nirwandar, Gunawan Yusuf, Henry Yosodiningrat, Aan Ibrahim, dan Siti Nurbaya.
Tokoh selanjutnya, yaitu Isbedy Stiawan ZS, Syafruddin Arsyad Temenggung, Purdi E Chandra, Zulkifli Hasan, Sri Mulyani Indrawati, Bustanul Arifin, Aria Kusumadewa, Almuzzamil Yusuf, Rahmad Darmawan, Lula Kamal, Zulkarnain Zubairi, Iswadi Pratama, AY Erwin, Arzeti Bilbina, dan David Halim.
Para tokoh itu, di antaranya dikenal sebagai perintis daerah Lampung, pemimpin formal di Lampung, tokoh masyarakat, tokoh agama, pejuang, pemimpin politik, aktivis LSM, seniman, profesional, pengusaha, maupun tokoh yang pernah atau sedang menjabat posisi penting dalam lingkup daerah Lampung maupun nasional dan internasional.
Menurut Ketua Tim Penulisan Buku itu, Heri Wardoyo, diharapkan penerbitan buku tersebut menjadi jalan untuk masuk ke dalam pemikiran, nilai, dan hidup para tokoh dengan cara yang lebih baik bagi Lampung.
"Buku ini diharapkan tidak terjebak menjadi sekadar album kenangan yang berharga hanya bagi mereka yang memiliki keterlibatan emosional dengan tokoh-tokoh tersebut. Tapi dapat menjadi referensi bagi banyak orang yang membacanya," kata dia.
Sumber: Antara, 20 Agustus 2008
No comments:
Post a Comment