August 20, 2008

Dialog Interaktif: Lampung Butuh Pemimpin Berjiwa Kewirausahaan

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Lampung akan bangkit dari keterpurukan sebagai provinsi termiskin kedua setelah Nangroe Aceh Darusalam (NAD) jika memiliki pemimpin yang mempunyai jiwa entrepreneurship (kewirausahaan) dan menjalankan good governance (pemerintahan yang baik).

Demikian intisari dari Dialog Interaktif bertajuk Lampung Bangkit yang digelar Lampung TV dan Lampung Post, Selasa (19-8), pukul 20.00. Acara ini merupakan rangkaian peluncuran buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung yang dilakukan hari ini (20-8).

Dialog interaktif yang disiarkan langsung (live) oleh Lampung TV ini menghadirkan mantan duta besar Vietnam Djafar Husin Assegaff, dan mantan Duta Besar Hongaria, Kroatia, dan Bosnia Herzegovina Saodah Batin Akuan. Acara dimoderatori Firman Sponada, salah seorang anggota tim independen yang menilai 100 tokoh Lampung tersebut.

Menurut Saodah, jiwa entrepreneurship yang dimiliki seorang pemimpin berfungsi menggerakkan perekonomian di daerahnya. "Jika perekonomian bisa digerakkan, bidang lain turut bangkit, agama, politik, ideologi, pendidikan dan sebagainya," ujarnya.

Perekonomian akan berjalan, apabila didukung prinsip pemerintah yang baik, yaitu transparan, kinerja yang produktif dan efektif dan memiliki kreativitas melihat potensi daerah.

Selain itu, pemimpin harus mampu menarik investasi bisa dilakukan dengan berpromosi lewat website. Saodah juga mengatakan prinsip pemerintahan yang baik dalam menggaet investasi, salah satunya harus memiliki komitmen memberikan layanan yang baik pada investor. Komitmen itu, di antaranya memberikan jaminan kenyamanan kerja, keamanan, dan kepastian hukum.

Kreativitas pemimpin juga dapat dilihat dari program-program pembangunan yang digulirkan. "Sifatnya jangan hanya rutinitas. Misal, di bidang pendidikan jangan hanya menuntun anggaran 20%, tetapi tanpa program jelas," ujarnya.

Layanan Transportasi

Sedangkan Djafar Assegaff mengatakan hal penting lain untuk menggerakkan roda perekonomian Lampung adalah mengembangkan layanan jasa transportasi. "Lampung adalah pintu gerbang Sumatera. Dengan demikian, sangat tepat mengoptimalkan fungsi pelabuhan dan perlintasan kereta api," ujarnya.

Dari sisi pendidikan, dia berujar harus mewujudkan Lampung menjadi centre of excellent. Sisi moralitas pemimpin juga disinggung dalam diskusi ini.

Assegaff mengatakan kemiskinan timbul, salah satunya karena korupsi merajalela. "Pemimpin harus memiliki komitmen mendukung gerakan antikorupsi. Makin tinggi jabatan, makin mengandung kehormatan untuk tidak berbuat demikian."

Assegaff menegaskan untuk keluar dari keterpurukan, masyarakat Lampung harus bangkit bersama dan pejabat negara harus ikhlas bekerja. "Tidak ada masalah tanpa solusi jika semua bersatu."

Sentra Usaha Kecil

Di tempat terpisah, Nasrullah Yusuf saat dialog interaktif di Radio Rajawali dengan tema Pembangunan ekonomi Lampung lebih menyoroti upaya pengembangan ekonomi dengan menciptakan sentra-sentra usaha kecil di berbagai bidang seperti kerajinan, makanan, dan usaha kecil lain. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan rest area yang ada.

Selain itu, kata Ketua Perguruan Tinggi Teknokrat ini upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Lampung adalah mendatangkan investor. Upaya ini akan berjalan baik jika adanya infrastruktur yang menunjang terutama energi listrik. Selain perlunya kepastian hukum dan faktor keamanan.

Nasrullah mengingatkan faktor lain yang harus dipersiapkan adalah kualitas sumber daya manusia Lampung itu sendiri. "Jangan sampai nanti setelah terbuka iklim usaha hanya dinikmati pendatang yang bukan penduduk setempat. Sebab itu, perlunya meningkatkan keterampilan masyarakat melalui pendidikan nonformal." n UMB/DWI/U-1

Sumber: Lampung Post, Rabu, 20 Agustus 2008

No comments:

Post a Comment