Bandarlampung, 6/8 (ANTARA) - Pengelola Museum Negeri "Ruwa Jurai" Provinsi Lampung melaksanakan program museum masuk desa, untuk mensosialisasikan agar masyarakat memahami keberadaan benda cagar budaya (BCB).
"Saat ini masih banyak BCB yang tercecer di masyarakat, mudah-mudahan mereka yang menyimpannya dapat menitipkan ke museum dalam bentuk hibah atau pemberian ganti rugi," kata Kepala Museum Lampung, Pulung Swandaru, di Bandarlampung, Rabu.
Kegiatan lainnya dengan melakukan pelatihan kepada masyarakat yang memiliki BCB dan talenta merawatnya dengan sistem tradisional, agar dapat ditambah dengan cara modern dan ilmiah-kimiawi, sehingga menjadi lebih awet.
"Umumnya warga masih merawat keris dengan asam, mengkudu, dan jeruk nipis, padahal hal tersebut secara ilmiah justru membuat rapuh," kata dia lagi.
Pihaknya mengadakan pula pelatihan cara melipat kain kuno, agar tidak mudah rapuh seperti dengan cara menggulungnya.
Pulung menambahkan, saat ini BCB yang masih banyak beredar di masyarakat mayoritas berupa peralatan rumah tangga, senjata asli etnis Lampung, dan lainnya.
Koleksi Museum Lampung saat ini sekitar 4.800 jenis, terdiri atas beberapa item, di antaranya benda peninggalan kebudayaan, BCB, uang logam, stempel, flora dan fauna, dan peninggalan penjajah.
"Koleksi tersebut dipajang secara bergantian, setiap enam bulan sekali diganti karena area pemajangan yang tidak mencukupi," kata Pulung.
Sumber: Antara, Rabu, 6 Agustus 2008
No comments:
Post a Comment