Bandar Lampung, Kompas - Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Lampung memastikan pengembangan pariwisata Lampung masih jalan di tempat akibat beberapa kendala. Kendala tersebut di antaranya berupa minimnya promosi, pengemasan, kemitraan, serta pemasaran sehingga pariwisata Lampung cenderung jalan di tempat.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung Suryono SW, Kamis (31/7), pada Musyawarah Daerah II Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Lampung mengatakan, Lampung memiliki keunggulan pariwisata alam dan budaya. Lampung memiliki 153 obyek wisata alam dan 26 obyek wisata budaya.
Obyek wisata alam yang terkenal di antaranya Taman Nasional Way Kambas (TNWK) yang memiliki kekayaan alam berupa satwa badak sumatera, gajah sumatera, dan aneka kupu-kupu endemik Sumatera. Lampung juga memiliki Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang terkenal dengan obyek wisata selancar di Lampung Barat.
Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Lampung menyebutkan, angka kunjungan wisatawan Nusantara (wisnus) setiap tahun terus meningkat. Pada tahun 2005 kunjungan wisnus ke Lampung sebanyak 689.112 orang, tahun 2006 sebanyak 843.768 orang, dan pada tahun 2007 sebanyak 1.176.581 orang. Adapun pada 2009, Disbudpar Lampung menargetkan jumlah kunjungan wisnus dan wisatawan mancanegara sebanyak dua juta orang.
Menurut Suryono, kendati meningkat, jumlah kunjungan wisnus ke Lampung lebih banyak untuk urusan bisnis dan kunjungan keluarga. Adapun untuk urusan murni wisata tidak terlalu besar. Suryono mengatakan, kecilnya perhatian pendatang ke Lampung terhadap obyek-obyek wisata di Lampung terjadi akibat minimnya promosi, pengemasan paket wisata, serta kemitraan. Hal tersebut mengakibatkan pemasaran dan pengembangan pariwisata di Lampung tidak berjalan.
Staf Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Disbudpar Lampung, Saludin, mengatakan, peningkatan kunjungan pendatang ke Lampung terjadi lebih banyak sebagai dampak meningkatnya investasi di Lampung, khususnya investasi bidang pertanian.
”Investor yang datang ke Lampung seharusnya bisa disuguhi atraksi dan obyek wisata yang menarik dikunjungi. Namun, itu belum pernah dilakukan,” ujar Saludin. (HLN)
Sumber: Kompas, Jumat, 1 Agustus 2008
No comments:
Post a Comment