BRUSSEL (Lampost): Sejarah hubungan bilateral Indonesia-Belgia yang berlangsung hampir 60 tahun makin mesra setelah Mennaken Pis, maskot Kota Brussel, ibu kota Belgia, diterima berpakaian adat Indonesia, yakni pakaian adat Lampung.
NUANSA LAMPUNG DI EROPA. Dua tokoh terkemuka Lampung, Dirjen Pemasaran Wisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar dan Dubes RI untuk Kerajaan Belgia, Keharyapatihan Luksemburg, dan Uni Eropa, Nadjib Riphat Kesoema (kanan, keduanya berpakaian adat Lampung) menyaksikan atraksi para penari Indonesia pada pembukaan Mennaken Pis di Grand Palace Brussel, Belgia, Senin (18-8). Busana adat Lampung dikenakan pada Mennaken Pis, maskot Kota Brussel, (kiri). (DTC/LAMPUNG POST/AMIRUDDIN SORMIN)
Pengenaan pakaian adat Lampung ini berlangsung dalam serangkaian acara resmi yang dimulai dari Balai Kota Brussel, Hotel de Ville, Grand Place, dipimpin Presiden Mennaken Pis, Edmond Vandenhute, Senin (18-8) pukul 11.30.
Prosesi dihadiri Dirjen Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar, Duta Besar RI untuk Kerajaan Belgia, Keharyapatihan Luksemburg, dan Uni Eropa, Najdib Riphat Kesoema, Dubes RI untuk Belanda J.E. Habibie, para dubes negara ASEAN, Kuwait, Arab Saudi, India, Bangladesh, Jepang, dan 200 anggota dewan pengurus Mennaken Pis.
Prosesi dimulai dari ruang Maximillian Balai Kota Brussel dengan penyerahan pakaian adat Lampung kepada Kepala Protokol Balai Kota Petroni de Couste mewaliki Wali Kota Brussel. Pakaian adat Lampung ini merupakan pakaian yang ke-809 dikenakan kepada Mennaken Pis sejak tahun 1800 dan pertama kali dalam sejarah hubungan RI-Belgia. "Ini merupakan kehormatan bagi warga Brussel dan menjadi momentum setiap tanggal 17 Agustus, Mennaken Pis akan memakai pakaian tradisional Indonesia," kata Edmond Vandenhoute.
Ratusan warga Indonesia di Belgia ikut mengawal prosesi dari Balai Kota menuju Grand Place sekitar 500 meter. Sepanjang perjalanan, rombongan prosesi dipimpin Nadjib Riphat dan Sapta Nirwandar yang berpakaian adat Lampung, menyedot perhatian ribuan turis berbagai negara. Kawasan ini merupakan pusat Kota Brussel dan menjadi tujuan utama turis mancanegara untuk melihat Mennaken Pis, boneka kecil yang menjadi ikon Brussel itu.
Ribuan warga menyambut prosesi yang diiringi para penari berpakaian adat Bali dan Minangkabau, meskipun diguyur gerimis. Mereka menyemut di sudut Grand Place untuk menyaksikan detik-detik Mennaken Pis berpakaian adat Lampung. Sebelum selubung Mennaken Pis dibuka, Edmond Vandenhute kembali menanyakan kepada warga Brussel yang hadir, apakah setuju Mennaken Pis berpakaian adat Lampung.
Setelah tanda setuju diberikan, tepat pukul 12.00 Dubes Nadjib Riphat menarik tali selubung Mennaken Pis yang memakai topi emas diiringi lagu Indonesia Raya. Warga Brussel menyambungnya dengan menyanyikan himne Mennaken Pis. Pakaian adat Lampung ini akan dipakai selama dua hari, yakni Senin dan Selasa (18--19-8). Selanjutnya disimpan di Museum Kota Brussel. n MIN/U-1
Sumber: Lampung Post, Rabu, 20 Agustus 2008
No comments:
Post a Comment