DALAM sebuah acara yang fenomenal, harian ini meluncurkan buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung, Rabu (20-8) malam. Buku ini bukan saja kado terindah ulang tahun ke-34 Lampung Post, melainkan juga merupakan persembahan terbaik harian ini bagi masyarakat Lampung pada momentum 100 tahun Kebangkitan Nasional dan 63 tahun Proklamasi Kemerdekaan RI.
Buku ini memuat profil 100 tokoh terkemuka Lampung. Tim penulis bersama tim independen menilai para tokoh itu sebagai orang-orang terbaik Lampung pada masanya. Prestasi, reputasi, maupun dedikasi mereka patut diteladani. Apa yang mereka lakukan setidaknya memberi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan hal-hal berprestasi.
Itulah mengapa rekam jejak para tokoh ini kami dokumentasikan dalam sebuah buku agar nila-nilai keteladanan mereka bisa menjadi referensi.
Lebih dari itu, berkaca dari 100 tokoh ini, kita kian menyadari betapa Lampung sesungguhnya memiliki banyak orang-orang hebat. Kita tidak hanya memiliki geografi yang strategis dan potensi alam luar biasa, tetapi juga mempunyai sumber daya manusia utama pada berbagai bidang.
Sekadar contoh, Lampung memiliki Sulaiman Rasyid (penulis fikih pertama), Tjindarboemi (tokoh pers), atau Bob Sadino dan Purdi E. Chandra yang sukses dalam wirausaha. Kita pun mempunyai Surono Danu, penemu benih padi unggul Sertani-1 atau Kiai Abdul Jamil yang berhasil mengembangkan bibit singkong "raksasa" Daarul Hidayah.
Pejabat tangguh di level nasional juga tidak kurang-kurang, seperti Sri Mulyani, Kausar Ali Saleh, Tursandi Alwi, Siti Nurbaya, dan Sapta Nirwandar; atau Aburizal Bakrie, Menko Kesra yang juga sukses dalam mengembangkan bisnis dan usaha; serta Ketua MA Bagir Manan.
Lampung pun memiliki para diplomat ulung yang punya segudang pengalaman dan akses sangat luas. Semisal Djafar Husin Assegaff, Saodah Batin Akuan, dan Nadjib Riphat Kesoema.
Dengan sederet nama-nama tokoh bereputasi hebat itu, kita sekali lagi perlu menyadari bahwa Lampung sesungguhnya banyak melahirkan sumber daya manusia brilian. Dengan potensi alam dan sumber daya manusia yang kaya itu, Lampung semestinya lebih maju atau paling tidak sejajar dengan perkembangan daerah lain. Tapi, faktanya, provinsi ini merupakan daerah termiskin kedua di Sumatera.
Mengapa bisa demikian? Tentu ada banyak faktor penyebab sehingga Lampung belum bisa terbebas dari kemiskinan. Meski demikian, kita harus selalu optimistis bahwa setiap persoalan pasti ada solusi. Satu solusinya diutarakan Presiden/CEO Media Group Surya Paloh saat me-launching buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung. Surya Paloh mengajak segenap tokoh Lampung untuk "turun gunung" dan bersama-sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat Lampung memberikan sumbangsih bagi percepatan pembangunan provinsi ini.
Bersatunya para tokoh tentulah sangat besar manfaatnya. Tenaga dan pemikiran mereka dibutuhkan untuk membantu mengatasi setiap persoalan yang terjadi di daerah ini. Dengan bekal pengalaman, pengetahuan, dan akses mereka yang begitu luas, mewujudkan Lampung menjadi daerah maju sudah pasti bukanlah mimpi, melainkan sebuah harapan yang realistis.
Dari pernyataan Surya tersirat pula makna bahwa salah satu penyebab lambannya pembangunan Lampung selama ini karena minimnya perhatian tokoh terhadap kampung halamannya. Kurangnya perhatian para tokoh tentu ada sebab. Dan, salah satunya adalah kurangnya apreasiasi terhadap mereka. Karena itulah mengapa harian ini menerbitkan buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung, sebagai bentuk apresiasi bagi para tokoh atas prestasi, reputasi, dan dedikasi mereka.
Di atas apresiasi itu, harian ini hendak mengajak para tokoh untuk terus mendedikasikan diri bagi kemajuan Lampung. Kita mengajak mereka untuk berada di depan dalam memajukan Lampung. Kita memberikan tempat seluas-luasnya kepada para tokoh untuk berkontribusi dalam pembangunan Bumi Ruwai Jurai. Sebab, kini Lampung sangat membutuhkan nilai-nilai keteladanan dan sentuhan dari orang-orang teladan.
Sumber: Lampung Post, Jumat, 22 Agustus 2008
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete