August 11, 2008

Seni: Sanggar Dalom Inton Binawa Tampil di Istana

BUMIAGUNG (Lampost): Setelah menyandang predikat juara pertama pada Festival Radin Jambat III di Way Kanan, Sanggar Dalom Inton Binawa, akan dikirim ke Istana Presiden di Jakarta.

Bersama sanggar seni dan tim seni kabupaten lain, Dalom Inton Binawa akan mengisi acara pentas budaya di Istana Presiden pada 17 Agustus 2008.

Kabid Seni dan Budaya Dinas Pemuda Seni dan Budaya, Way Kanan, Gino Vanolie mengatakan pengiriman Sanggar Dalom Inton Binawa merupakan bentuk apresiasi. "Pada Festival Radin Jambat III, mereka meraih juara I. Ini bentuk apresiasi bagi mereka yang sudah meraih prestasi. Tapi tidak mengesampingkan sanggar-sanggar lain. Mereka tetap kami bina."

Menurut dia, kini sudah dilakukan pendataan terhadap semua sanggar yang ada di kecamatan-kecamatan. "Melalui camat, kami sudah mendata. Nanti kami lakukan pembinaan-pembinaan. Ketika ada event-event tertentu, mereka akan diikutkan sehingga semua sanggar seni bisa memiliki prestasi."

Beberapa fasilitas juga sudah diberikan dinas kepada Sanggar Dalom Inton Binawa. "Seperti gitar, ukulele, dan masih ada beberapa lagi alat yang sudah diberikan. Kami yakin mereka nanti tampil maksimal," kata Gino.

Sementara itu, Ketua Sanggar Dalom Inton Binawa, Pahit Paja, mengatakan undang untuk tampil di Istana Jakarta tersebut merupakan sebuah penghargaan. "Kami baru berusia satu tahun tapi sudah dipercaya tampil di Jakarta dalam rangka turut memeriahkan hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia."

Ia berharap generasi muda dapat menghargai seni budaya tradisisonal yang kini hampir punah diterjang budaya asing.

Dalom Inton Binawa merupakan sangar seni budaya tradisional Lampung Way Kanan. Selain meraih juara I pada lomba gitar klasik di acara Festival Radin Jambat III, pada HUT ke-9 Way Kanan, mereka juga pernah tampil di Bandar Lampung dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia serta peringatan-peringatan ulang tahun desa.

Para pemain dalam sanggar tersebut, terdiari dari Amir Hamsyah, Alimudin Cik Asan, Mat Arif, Rusilawati, Meliansyah, dan Maulana. "Kami masih banyak sekali kekurangan alat, salah satunya dua gitar, satu unit mixer suara 8 channel, satu unit equalizer, 5 set aksesori tari Lampung, empat setel pakaian pemain. Kami berharap Pemerintah Kabupaten dapat membantu," kata dia. n ENO/R-2

Sumber: Lampung Post, Senin, 11 Agustus 2008

No comments:

Post a Comment