GEDONGTATAAN (Lampost): Banyak objek wisata di Kabupaten Pesawaran yang tak tergarap secara maksimal. Akibatnya potensi itu tidak bisa menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) dan terkesan terbengkalai.
Pemantauan Lampung Post, setidaknya terdapat 16 objek wisata di Kabupaten Pesawaran yang sebagian besar wisata alam, seperti wisata pantai, pegunungan dan air terjun. Dan, sebagian besar objek wisata tersebut terletak di Kecamatan Padangcermin dan Kecamatan Punduhpidada.
Objek wisata yang tidak tergarap secara maksimal itu juga membuat kondisi sejumlah potensi daerah menjadi terbengkalai, bahkan beberapa di antaranya berubah fungsi menjadi tempat mesum bagi pasangan muda-mudi, tak jarang juga beberapa objek wisata justru dijadikan tempat membuang mayat.
Beberapa objek wisata pantai lainnya di Kecamatan Padangcermin dan Punduhpidada kini bahkan telah berubah fungsi menjadi tambak udang dan tambak perikanan karena sudah sejak lama tidak dimanfaatkan.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi Informasi, dan Pariwisata Kabupaten Pesawaran, Rauf Ali, ketika ditemui, sampai sejauh ini kebanyakan objek wisata itu belum bisa dikelola secara maksimal karena keterbatasan anggaran.
"Kami belum bisa berbuat banyak karena belum ada anggaran yang memadai untuk mengembangkan objek wisata tersebut," kata Rauf Ali.
Akibat belum adanya pengembangan, membuat keberadaan objek wisata tersebut tidak bisa memberikan kontribusi pendapatan asli daerah buat Kabupaten Pesawaran khususnya dari sektor pariwisata.
Menurut Rauf, ke depan pihaknya akan serius memperhatikan keberadaan objek wisata yang ada di Kabupaten Pesawaran, terlebih pada 2009 mendatang merupakan tahun pariwisata. Dia tidak ingin ketinggalan momen tahun kunjungan wisata tersebut hanya karena kurang memperhatikan sektor pariwisata yang sangat potensial.
Di tempat terpisah, Ketua LSM Cinta Kepada Alam (Cikal) Riko Stefanus mengaku prihatin dengan buruknya model pengelolaan pariwisata khususnya di Kabupaten Pesawaran, ia kini bahkan tergerak untuk mengembang pariwisata khususnya wisata bahari di Pulau Balak yang masuk dalam wilayah Tanjungputus.
"Kami sedang berencana mengembangkan program wisata bahari di Pulau Balak, Tanjungputus. Rencana awalnya terlebih dahulu melakukan rehabilitasi terumbu karang di kawasan itu," kata Riko Stefanus yang didampingi aktivis lingkungan, Fadliansyah, Rabu (30-7).
Pengembangan ini akan dilakukan secara terintegrasi dengan kawasan ekowisata Teluk Kiluan sebagai optional untuk wisatawan. "Jadi, wisatawan bisa menghabiskan waktunya dengan menikmati berbagai macam objek wisata bahari dan ekowisata lumba-lumba di dua tempat sekaligus."
Di dua tempat ini juga wisatawan diajarkan untuk lebih peduli terhadap lingkungan, sehingga mereka tidak hanya sekadar melakukan kunjungan wisata saja, tetapi punya tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan. SWA/*/D-1
Sumber: Lampung Post, Jumat, 1 Agustus 2008
No comments:
Post a Comment