BANDAR LAMPUNG (Lampost): Presiden/CEO Media Group Surya Paloh mengajak para tokoh Lampung bersama-sama memberikan sumbangsih untuk mempercepat pembangunan provinsi ini. "Kalau mereka berhasil, tetapi tidak ingat dengan Lampung, ini berbahaya. Lampung memerlukan perhatian dan uluran tangan untuk mempercepat pembangunan," kata Surya Paloh pada peluncuran buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung dan malam perayaan ulang tahun ke-34 Lampung Post di Graha Wangsa, Bandar Lampung, Rabu (20-8) malam.
100 TOKOH. Presiden/CEO Media Group Surya Paloh, Gubernur Lampung Syamsurya Ryacudu berfoto bersama dengan para tokoh Lampung pada peluncuran buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung di Graha Wangsa, Bandar Lampung, tadi malam. (LAMPUNG POST/SYAIFULLOH/ZAINUDDIN)
Surya optimistis dengan uluran tangan dan bantuan, Lampung mampu menyejahterakan penduduknya. Apalagi, provinsi ini terletak pada posisi strategis yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Jawa. "Salah satu rencana besar Lampung adalah menyatukan Pulau Sumatera dan Jawa melalui pembangunan jembatan Selat Sunda. Itu bukan mimpi, itu rencana yang suatu saat pasti terwujud."
Mengenai posisi pers di tengah masyarakat, Surya mengingatkan dalam era reformasi sekarang pers mendapat kebebasan yang seluas-luasnya. Namun, para pekerja pers tetap harus mempertanggungjawabkan kebebasan itu pada etika profesionalisme pers. "Di masa sekarang tidak ada lagi pembatasan pers. Semua media massa menikmati kebebasan yang seluas-luasnya. Tetapi, kebebasan itu tetap harus bertanggung jawab, yaitu pada etika profesionalisme pers," kata dia.
Surya menjelaskan untuk menjaga etika profesionalisme pers, media massa termasuk Lampung Post dituntut bersikap independen dan tidak memihak pada satu kekuatan tertentu. Ia juga menjamin independensi institusi pers yang berada di bawah naungan Media Group, yakni dengan memisahkan antara kepentingan kepemilikan dan sikap redaksi. "Walaupun saya ketua Dewan Penasihat Partai Golkar. Tetapi, Lampung Post bukan korannya Golkar. Lampung Post menjadi milik semua masyarakat. Prinsip itu selalu saya tanamkan di Media Group," tegas dia.
Surya menambahkan pers harus terus mengawal perjalanan reformasi. Pers juga tidak boleh lalai mengawal jalannya pemerintahan dan harus mendukung sistem pemerintahan yang kuat, bukan pemerintahan yang bimbang dan ragu.
Menurut Surya, pemerintahan yang kuat adalah pemerintahan yang berani tidak populer serta berani kepada legislatif. "Lampung juga perlu mengawal sistem pemerintahan kuat," kata dia.
Namun, lanjutnya, pemerintahan yang kuat tidak boleh kemudian menjelma menjadi otoriter. "Pemerintah yang kuat juga perlu pengawasan yang kuat baik dari legislatif maupun pers sehingga check and balances dapat berjalan dengan baik," kata dia.
Sumber Inspirasi
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Lampung Post Djadjat Sudradjat mengatakan selama 34 tahun usia Lampung Post sudah mengalami banyak hal, menghadapi pasang surutnya dinamika masyarakat Lampung. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Dari pengalaman itulah Lampung Post selalui mengoreksi dan mengevaluasi diri menjadi yang lebih baik.
"Dengan spirit memberikan yang terbaik kepada pembaca, kami terbitkan edisi khusus 100 tokoh Lampung pada 29 Mei lalu. Sambutan masyarakat sangat luar biasa, kian mendorong semangat kami menerbitkan edisi itu dalam bentuk buku," kata Djadjat.
Menurut dia, Lampung memiliki banyak tokoh, tetapi mereka terserak-serak, tidak tertulis oleh tinta sejarah. Para tokoh itu telah berbuat, tetapi tidak diteladani. Di tengah ketidakpastian arah bangsa, para tokoh Lampung ini diharapkan menjadi inspirasi dan teladan untuk menentukan langkah ke depan.
Gubernur Syamsurya menyambut baik penerbitan buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung. Menurut dia, generasi muda dapat belajar dari perjalanan tokoh yang ada dalam buku agar mengetahui bahwa banyak tokoh lampung yang telah sukses dan berhasil menggoyang dunia politik nasional, ekonomi, sosial, dan budaya. Gubernur berjanji menjadikan buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung ini sebagai suvenir Provinsi Lampung.
Peluncuran buku ditandai dengan penyerahan buku oleh Surya Paloh kepada Gubernur Lampung Samsurya Ryacudu. Selanjutnya Surya Paloh memberikan buku kepada seratus tokoh Lampung yang hadir.
Acara yang dipandu presenter Metro TV Frida Lidwina itu dihadiri 1.200 undangan, termasuk 100 tokoh terkemuka Lampung, kalangan pengusaha, ulama, dan para pejabat Lampung. n RIN/*/*/U-2 *=Padli, Wina, dan Yoso
Sumber: Lampung Post, Kamis, 21 Agustus 2008
No comments:
Post a Comment